Hidangan khas Indonesia yang terbuat dari potongan ekor sapi ini direbus dalam kuah kaldu yang kaya rasa. Proses pembuatan sop buntut melibatkan bumbu-bumbu seperti bawang merah, bawang putih, merica, pala, dan cengkih yang memberikan cita rasa yang berempah dan segar.
Selain ekor sapi, sop buntut juga biasanya dimasak dengan tambahan kentang, wortel, tomat, daun bawang, dan seledri untuk memberikan tekstur dan rasa yang beragam. Variasi baru dari sop buntut adalah “sop buntut goreng”, di mana buntut sapi dibumbui dan digoreng hingga kering, sementara kuah sup kaldunya disajikan terpisah.
Ada juga “sop buntut bakar”, di mana daging buntut dibumbui, dibakar, dan disajikan dengan kuah sup dalam mangkuk terpisah. Di beberapa rumah makan Sunda, sop buntut juga menjadi salah satu hidangan utama yang populer.
12. Rawon
Siapa yang tidak kenal dengan rawon? Sup terenak di dunia yang berasal dari Jawa Timur ini memiliki warna kuah yang gelap. Keunikan dari rawon terletak pada warna gelapnya yang berasal dari keluak.
Ciri khas ini dihubungkan dengan budaya magis masih sangat kuat sehingga kluwek dianggap memiliki kekuatan mistis di Ponorogo. Di luar Indonesia, rawon sering disebut sebagai Black Soup karena warna kuahnya yang gelap. Di mana rawon telah berusia lebih dari 1.000 tahun.
13. Empal Gepuk
Empal gepuk menjadi hidangan khas Sunda yang terkenal dengan rasa manis dan gurihnya. Hidangan ini terbuat dari daging sapi yang dipersiapkan dengan cara khusus untuk mencapai tekstur dan rasa yang nikmat.
Proses pembuatan gepuk dimulai dengan mengiris daging sapi searah dengan seratnya, kemudian direbus hingga setengah matang. Setelah itu, daging dipukul-pukul agar empuk dan meresap bumbu dengan baik.
Daging yang sudah empuk kemudian direndam dalam bumbu yang terdiri dari santan dan rempah-rempah, lalu direbus kembali hingga air santan menyusut dan bumbu meresap ke dalam daging.
14. Empal Gentong
Empal Gentong adalah hidangan khas dari Cirebon, Jawa Barat, yang mirip dengan gulai namun memiliki karakteristik dan cita rasa yang berbeda. Proses memasaknya dilakukan dengan menggunakan kayu bakar dari pohon mangga dan dalam periuk tanah liat yang disebut gentong, sehingga memberikan aroma dan rasa yang khas pada hidangan ini.
Daging yang digunakan dalam empal gentong biasanya terdiri dari usus, babat, dan daging sapi. Empal gentong biasanya disajikan dengan kucai dan sambal cabai kering yang dihaluskan, menambah kenikmatan dan aroma pada hidangan ini.
15. Kalio Daging
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kalio daging sebenarnya merupakan versi proses memasak yang lebih cepat ketimbang rendang. Kalio daging tidak dimasak hingga kuah benar-benar mengering dan bumbu meresap ke dalam daging seperti halnya rendang.
Sebaliknya, kalio daging memiliki kuah yang lebih sedikit dan lebih berwarna kecokelatan daripada hitam pekat seperti rendang. Hidangan ini sering kali disajikan sebagai alternatif yang lebih cepat dan praktis daripada rendang.
16. Coto Makassar
Coto Makassar adalah hidangan tradisional dari Suku Bugis atau Suku Makassar di Sulawesi Selatan. Hidangan ini terkenal karena menggunakan bahan utama berupa jeroan sapi yang direbus dalam waktu yang lama hingga empuk.
Setelah direbus, jeroan tersebut diiris-iris dan kemudian dibumbui dengan campuran kuah dengan rempah-rempah yang khas. Biasanya, Coto Makassar dijual dengan tiga pilihan, yaitu campuran antara jeroan dan daging sapi, jeroan saja, atau daging sapi saja, sesuai dengan selera masing-masing.
Coto Makassar biasanya disajikan dalam mangkuk dan dinikmati bersama dengan ketupat dari daun kelapa dan burasa, yakni lontong bersantan yang dibungkus dengan daun pisang.
17. Garang Asem Daging
Garang asem awalnya dibuat dengan menggunakan daging ayam, tetapi sekarang telah berkembang untuk menggunakan daging sapi. Hidangan ini dimasak dengan menggunakan daun pisang dan memiliki rasa yang asam dan pedas yang khas.
Garang asem biasanya disajikan sebagai lauk pendamping nasi. Hidangan ini sering disajikan dengan tambahan seperti tusukan ayam asam manis, tempe goreng, dan perkedel untuk melengkapi rasanya.
18. Lapis Daging
Selain dari tampilannya, proses memasak lapis daging memang mirip dengan semur, namun ada perbedaan dalam bumbu dan cara penyajiannya. Lapis daging biasanya dimasak dengan tambahan bumbu-bumbu, seperti bawang putih, bawang merah, ketumbar, jahe, lengkuas, daun salam, dan santan.
Lapis daging kemudian direbus atau dikukus hingga matang dan bumbunya meresap ke dalam daging. Perbedaan utama antara lapis daging dan semur terletak pada cara memasak dan bumbu yang digunakan.
Semur umumnya menggunakan bumbu yang lebih kaya dan biasanya dimasak dalam waktu yang lebih lama hingga bumbu meresap dengan baik ke dalam daging. Karena itu, semur biasanya memiliki kuah yang lebih banyak dan lebih kental daripada lapis daging.
19. Asem-asem Daging
Sesuai seperti namanya, asem-asem daging memang memiliki cita rasa yang cenderung asam, sehingga menimbulkan kesan yang segar saat disantap. Hidangan ini terbuat dari daging sapi yang dimasak bersama dengan kacang panjang atau buncis, tomat hijau, dan bilimbing wuluh.
Cita rasa asam segar pada asem-asem daging berasal dari campuran tomat hijau dan bilimbing wuluh. Hidangan ini cocok disantap sebagai lauk pendamping nasi hangat, menyegarkan dan menggugah selera.
20. Sop Saudara
Sop saudara merupakan hidangan khas dari Sulawesi Selatan, tepatnya dari Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan. Hidangan ini berupa sup berkuah keruh yang menggunakan daging sapi sebagai bahan utamanya.
Selain daging sapi, sop saudara juga biasanya disajikan dengan berbagai bahan pelengkap seperti bihun, perkedel kentang, paru goreng, dan telur rebus. Hidangan ini biasanya disantap bersama dengan nasi putih dan ikan bandeng bakar untuk menambah kenikmatannya.
Sumber Artikel : https://www.royco.co.id/