Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Diskatakan) Kuningan, Wahyu Hidayah, memberikan klarifikasi. Ia menyebutkan bahwa sebagian program dari Bankeu Kompetitif sudah berjalan, seperti KRPL (Kawasan Rumah Pangan Lestari), tanaman sorgum, dan hidroponik.
Namun memang, lanjut Wahyu, ada salah satu program yang belum terealisasi yakni penanaman cabe jawa.
“Yang belum berjalan itu program cabe jawa. Kendalanya terletak pada tidak tersedianya bibit bersertifikat yang sesuai ketentuan. Kalau pemerintah yang mengadakan, bibitnya harus punya sertifikasi dan izin edar. Ibarat beli motor, harus ada BPKB dan STNK-nya,” jelas Wahyu.
Menurut Wahyu, proses tetap berjalan dan pihaknya tidak tinggal diam. Namun pengadaan di sektor pertanian yang berkaitan dengan regulasi benih dan distribusi memerlukan waktu serta proses ketat agar tidak menyalahi aturan.
Harapan Akhir Tahun: Dana Tidak Kembali ke Provinsi
Kondisi ini membuka pertanyaan besar di tengah publik: apakah dana sebesar itu akan kembali ke kas provinsi jika tidak terealisasi hingga akhir tahun? Indra Gunawan menilai, Pemkab Kuningan harus segera melakukan evaluasi dan mengambil langkah cepat agar program tidak hanya berhenti di atas kertas.
“Jangan sampai kita kehilangan momentum hanya karena persoalan administratif. Petani sudah cukup terbebani, mereka butuh kehadiran nyata pemerintah, bukan janji dan tunda-tunda,” tutup Indra.