KUNINGAN – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kuningan kembali mendapat sorotan. Salah satu tema yang dibahas yaitu “Setahun DPRD Kuningan, Sudah Terasakah Keberadaannya?”.
Tinjauan kinerja wakil rakyat tersebut dilakukan oleh Warung Rakyat. Diskusi santai tapi banyak menyentil kinerja pejabat itu dilaksanakan di salah satu tempat makan di Kramatmulya, Sabtu, (20/9).
Hadir dalam diskusi itu beberapa narasumber mulai dari Ketua DPRD Kuningan, Nuzul Rachdy dan Sekretaris DPRD, Dr. Deni Hamdani.
Diskusi semakin sengit dengan hadirnya pemantik dari akademisi, Dede Awaludin, pemerhati politik, Agi Rahaden Ranu, dan Soejarwo atau biasa disapa Mang Ewo selaku pemerhati kebijakan publik.
Dalam sambutannya, Ketua Pelaksana, Caesar Dzikri Ryansyah, menyampaikan bahwa Warung Rakyat senantiasa konsisten menggelar diskusi setidaknya satu bulan sekali untuk lebih melek terhadap kebijakan di Kabupaten Kuningan.
”Kami konsisten terus menggelar ruang diskusi, ini menjadi penjembatan pendapat baik masyarakat maupun mahasiswa, apalagi DPRD yang sedang disorot di media publik dan ini berbarengan dengan 1 tahun kinerja DPRD. Yang pasti seperti biasa tidak ada sponsor dan bukan pesenan dan tidak menerima 86 dalam bentuk apapun,” ujarnya.
Sementara itu, Nuzul Rachdy, mengapresiasi kegiatan yang sudah digelar oleh warung rakyat. Menurutnya, kritikan itu adalah obat bagi pihaknya untuk berhati-hati dalam melangkah, khususnya dalam merancang suatu kebijakan.
”Setahun sudah berjalan ini, DPRD sering dikritisi secara bertubi-tubi. Kami rasa ini bagian dari kepedulian dan kami ucapkan terimakasih. Bagi kami kritik itu suatu obat untuk dijadikan intropeksi bagi kami, dalam hal ini apa yang menjadi kekurungan kami ketika bekerja,” ujarnya.
Tak hanya itu, diskusi semakin sengit dengan hadirnya pemantik dari Akademisi sampai hadirnya sosok yang sering menjadi pemerhati kebijakan Kuningan dan juga lontaran pertanyaan serta kritik dari Audiens yakni salah satunya mahasiswa menjadi semakin seru.
Dengan demikian, diskusi tersebut diharapkan menjadi ruang pengingat bahwa keberadaan DPRD akan terasa nyata jika senantiasa terbuka terhadap kritik, aspirasi, dan partisipasi publik. (Icu)
