KUNINGAN – Yayasan Mahir Cikal Berdaya resmi membuka Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Cigugur 03. Dapur MBG itu berlokasi di Gedung SPPG, Jl. Wahana Perumahan III BTN Cigugur, Kecamatan Cigugur, Rabu (22/10/2025).
Peresmian dapur tersebut menjadi langkah nyata yayasan dalam mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) sekaligus mendorong kemandirian pengelolaan pangan sehat berbasis komunitas.
Acara peresmian berlangsung khidmat dan penuh antusias. Hadir dalam kesempatan tersebut Wakil Bupati Kuningan, Tuti Andriyani, sejumlah tokoh masyarakat, serta tamu undangan.
Menurut, Tia, selaku mitra pengelola dapur menyampaikan bahwa dapur SPPG Cigugur 03 bukan sekadar tempat memasak, melainkan pusat kolaborasi dan edukasi gizi masyarakat. Ia juga menegaskan sebelum membangun dapur, pihaknya sudah berkoordinasi dengan warga setempat.
”Tentu kami sudah berkoordinasi dengan pihak warga, dan hari ini kami juga mengundang warga setempat, karena ini kan ditengah-tengah komplek perumahan. ” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menyebutkan penerima manfaat MBG untuk dapur yang dikelola olehnya sebanyak 2.239 yang terdiri dari siswa siswa dan kategori B3 yakni balita, ibu hamil, dan ibu menyusui.
”Kami optimalkan untuk pekerja di dapur ini juga warga setempat komplek ini dan penerima manfaat sekitar 2.239,” lanjutnya.
Dalam kesempatan itu, Wakil Bupati Kuningan, Tuti Andriyani, menyampaikan apresiasinya terhadap langkah Yayasan Mahir Cikal Berdaya yang terus konsisten mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Ia menilai kehadiran Dapur SPPG Cigugur 03 menjadi bentuk nyata kolaborasi antara pemerintah, yayasan, dan masyarakat dalam memastikan keberlanjutan program yang berdampak langsung pada peningkatan gizi anak-anak sekolah.
”Alhamdulillah kami apresiasi kepada pihak yayasan, dan di Kabupaten Kuningan ini sudah berjalan sekitar 94 SPPG, 17 dapur lainnya masih dalam proses persiapan operasional,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa pemerintah daerah terus mendorong agar setiap dapur SPPG dapat memenuhi standar kebersihan, keamanan pangan, serta memiliki sistem pengelolaan yang transparan dan partisipatif.
”Kami berharap dapur ini bisa menjadi contoh, baik dari sisi kebersihan, pengelolaan, maupun pemberdayaan masyarakatnya. Karena yang paling penting, program MBG ini tidak hanya berjalan, tetapi juga berkelanjutan dan memberdayakan,” pungkasnya (Icu)
