Cikalpedia
Pemerintahan

Data Kemiskinan Kuningan Terungkap Tertinggi ke-2 di Jabar, Wabup Tuti Geram: “Harus Pakai Materai!”

KUNINGAN – Pemerintah Kabupaten Kuningan mulai menata ulang data sosial-ekonomi warganya. Salah satu agenda prioritas yang tengah dikebut adalah penyusunan Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN), yang diyakini menjadi kunci pembenahan sistem penyaluran bantuan sosial agar lebih tepat sasaran.

Langkah ini dimulai melalui rapat koordinasi lintas sektor di Aula Kantor Dinas Sosial Kuningan, yang melibatkan Badan Pusat Statistik (BPS), seluruh camat, kepala desa, hingga pendamping Program Keluarga Harapan (PKH). Rakor ini dibuka langsung oleh Wakil Bupati Kuningan Tuti Andriani, didampingi oleh Penjabat Sekda Beni Prihayatno, Asisten Pemerintahan dan Kesra Tony Kusumanto, dan Kepala Dinsos Toto Toharuddin.

Namun yang mencuri perhatian bukan hanya susunan pejabat yang hadir, melainkan pernyataan tajam Wabup Tuti saat membeberkan kondisi terkini kemiskinan di Kuningan.

“Saat ini kita berada di posisi tertinggi kedua di Jawa Barat. Ini bukan prestasi, tapi alarm. Maka mulai hari ini, kita harus kerja ekstra untuk merapikan data kemiskinan di Kuningan,” tegas Tuti.

Ia menyoroti buruknya validitas data bantuan sosial selama ini. Banyak penerima bantuan yang secara ekonomi tergolong mampu, sementara warga yang benar-benar miskin justru terlewat. Karena itu, ia mewanti-wanti kepada para camat, kades, dan pendamping PKH untuk menyajikan data by name by address yang faktual. Bahkan, Tuti mengusulkan langkah tak biasa:

“Kalau perlu, penerima bantuan harus membuat pernyataan bermaterai. Kalau ternyata tidak sesuai, bisa dikenai sanksi,” ujarnya tegas.

Kepada para pendamping PKH, Tuti memberi peringatan agar tak bermain mata dengan petugas desa atau pihak-pihak berkepentingan. “Tidak boleh ada yang main titip-titipan. PKH harus netral, kerja sesuai juklak-juknis, dan jujur sesuai temuan lapangan,” kata dia.

Baca Juga :  Desem Gencar Promosikan Ganjar Pranowo Lewat Medsos

Tuti juga mendorong kolaborasi erat antara pendamping PKH, pihak desa, kecamatan, dan BPS agar verifikasi data berlangsung akurat dan tidak menyisakan ketimpangan sosial yang makin melebar.

Kepala Dinas Sosial Kuningan Toto Toharuddin menyebut penyusunan DTSEN adalah bagian dari program strategis 100 hari kerja pemerintahan Dian Rachmat Yanuar–Tuti Andriani. Tujuannya jelas: membersihkan data dari kepentingan, dan memotret realitas sosial secara objektif.

“Banyak yang kita temukan, penerima bantuan justru orang-orang yang mampu. Maka DTSEN ini jadi langkah awal untuk membenahi sistem yang lama,” ujar Toto.

Ia menegaskan DTSEN akan dilakukan dengan metode ground checking, alias pengecekan langsung ke lapangan. Validasi berbasis fakta di lapangan inilah yang akan menjadi dasar tunggal distribusi bantuan ke depan. (ali)

Related posts

Teatrikal UNIKU Soal Lingkungan sentuh Hati Bupati Kuningan

Ceng Pandi

Kapolres Kuningan Temui Ika Acep Purnama, Bahas Kamtibmas dan Kolaborasi Daerah

Cikal

Mahasiswa Uniku Dibekali Cara Bikin Personal Branding ala Gen Z

Cikal

Leave a Comment