KUNINGAN – Salah satu Guru PAUD di Kabupaten Kuningan, Siti Rodiah, curhat kepada anggota DPR-RI, H. Rokhmat Ardiyan. Ia mengeluh sudah bekerja 15 tahun tetapi honirnya hanya Rp.150 ribu perbulan.
Siti Rodiah merupakan warga Desa Cikeusal, Kecamatan Cimahi. Ia meminta pemerintah memberikan perhatian lebih kepada guru honirer, khususnya guru anak usia dini atau PAUD.
Keluhan itu disampaikan kepada HRA, sapaan politis, H. Rokhmat Ardiyan, ketika melakukan kunjungan kerja atau reses ke desa setempat, Kamis, (16/10). Reses dilakukan untuk mengakomodir aspirasi masyarakat terkait berbagai persoalan sosial, pendidikan, dan kesejahteraan.
Selama 15 tahun, Siti mengajar di KB Al Husna dengan penuh dedikasi dan keikhlasan, meski dengan keterbatasan fasilitas dan honor yang jauh dari kata layak. Ia mengaku tetap bertahan karena merasa terpanggil untuk ikut mencerdaskan anak-anak di desanya.
“Kami dihonor Rp.150 ribu perbulan, dan saya juga pernah merasakan 50 ribu perbulan. Ada empat orang guru yang mengajar di KB Al Husna, kecil atau besarnya honor itu tergantung banyaknya siswa,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, ia merasa senang bisa menyampaikan aspirasinya kepada wakil rakyat yang berperan sebagai penyambung lidah masyarakat kepada pemerintah. Ia berharap pemerintah dapat lebih memperhatikan nasib guru PAUD seperti dirinya, baik dari segi kesejahteraan maupun peningkatan kapasitas melalui pelatihan dan sertifikasi.
“Alhamdulillah ada kesempatan untuk mengeluarkan aspirasi kami guru PAUD, saya juga kadang bingung harus mengadu kemana. Alhamdulillah hadirnya Pak Rokhmat Ardiyan mudah-mudahan bisa menyampaikan keluhan kami,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Ardiyan menanggapi langsung keluhan dari Siti Rodiah, Ia turut prihatin atas kondisi yang dialami para guru PAUD, terutama terkait rendahnya kesejahteraan dan keterbatasan dukungan dari pemerintah.
Menurutnya, guru PAUD memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter dan fondasi pendidikan sejak usia dini. Oleh karena itu, perhatian terhadap kesejahteraan mereka seharusnya menjadi prioritas bersama.
“Saya sangat menghargai perjuangan Ibu Siti dan para guru PAUD lainnya yang tetap mengabdi meski dalam keterbatasan. Mereka adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang sesungguhnya,” ujar Rokhmat.
Ia akan siap mengawal aspirasi yang disampaikan oleh guru PAUD tersebut sampai terdengar oleh kementerian terkait, yakni Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah RI agar ada langkah kongkret untuk meningkatkan kesejahteraan guru honorer.
“Tentu saya akan terus mengawal aspirasi ini, tetap semangat kepada guru-guru jangan berhenti untuk berjuang. Insyaallah Allah akan membalas semua kebaikannya,” ujarnya.
Ia mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat yang telah menyampaikan aspirasinya secara langsung. Menurutnya, masukan dan keluhan dari masyarakat menjadi bahan penting untuk diperjuangkan dalam perumusan kebijakan di tingkat pusat.
Sebagai bentuk aspirasi atas perjuangan menjadi seorang pendidik usia dini, Rokhmat Ardiyan memberikan insentif kepada guru PAUD tersebut sebesar dua juta rupiah. Pemberian insentif tersebut disambut haru oleh Siti Rodiah dan rekan-rekannya.
Mereka mengaku tidak menyangka akan mendapatkan perhatian langsung dari wakil rakyat. Bagi Siti, bantuan tersebut bukan semata soal nilai materi, melainkan bentuk penghargaan atas perjuangan dan pengabdian para guru PAUD di pelosok desa.
Ia berharap langkah yang dilakukan, Rokhmat Ardiyan dapat menjadi inspirasi bagi para pemangku kebijakan lainnya untuk lebih peduli terhadap nasib guru honorer, khususnya di lembaga pendidikan usia dini yang selama ini menjadi fondasi penting dalam mencetak generasi penerus bangsa. (Icu)