KUNINGAN – Pemerintah Kabupaten Kuningan memungkas perayaan Hari Jadi ke-527 dengan menampilkan musisi papan atas yakni Band Kotak. Acara sukses digelar tanpa ekses.
Bahkan, sponsor utama acara tersebut, yakni Andi Gani Nena Wea, sempat melempar wacana bahwa kejutan akan kembali diberikan untuk Kuningan, salah satunya mendatangkan band yang tak kalah beken, yaitu The Bagindas.
Ungkapan yang disampaikan usai menghadiri konser Band Kotak itu memang belum final. Andi Gani menyebutkan, rencananya itu akan disiapkan untuk mengisi malam tahun baru 2026 yang akan datang.
Ungkapan itu terlontar karena pituin Kuningan yang saat ini menjadi penasehat Kapolri itu menilai konser Band Kotak berjalan tertib dan lancar. Pada kesempatan itu, Ia berterima kasih kepada masyarakat Kuningan, Kapolres dan Dandim yang sudah mengawal keamanan dan ketertiban acara.
Rencana yang masih wacana itu mendapat tanggapan masyarakat salah satunya Federasi Mahasiswa Islam (FMI). Organisasi sayap Front Persaudaraan Islam (FPI) itu menilai, rencana tersebut tidak sejalan dengan visi agamis Bupati dan Wakil Bupati Kuningan.
“Seharusnya malam pergantian tahun baru diisi dengan berbagai refleksi. Bukan konser atau hiburan yang sifatnya berlebihan dan seremonial saja,” kata Ketua Cabang FMI Kuningan, Muhammad Iqbal Faturrahman, Selasa (14/10/2025)
Menurutnya, konser band atau hiburan di malam tahun baru akan menimbulkan gejala sosial yang kompleks. Pemerintah harus mempersiapkan segala sesuatunya dengan serius, baik dari sisi anggaran maupun keamanannya.
“Banyak hal yang harus diantisipasi di malam tahun baru nanti, terutama ketertiban masyarakat. Jangan sampai malam tersebut diisi hiburan yang berlebihan dan identik dengan poya-poya dan urakan,” tuturnya.
Seperti malam tahun baru pada umumnya, lanjut dia, malam tersebut menjadi momen spesial anak muda untuk melakukan aktivitas yang identik atau cenderung negatif. Bahkan sudah menjadi rahasia umum, pergantian tahun itu diisi pesta minuman keras atau pergaulan bebas.
“Kalaupun tidak bisa melarang total prihal penomena itu, pemerintah harus mempersempit atau meminimalisir ruang tersebut,” tuturnya.
Pihaknya juga meminta Pemkab Kuningan untuk menyelesaikan persoalan Kuningan yang masih sangat kompleks dan penting untuk diselesaikan. Kemudian, jika memiliki peluang sponsor utama yang sangat suport untuk Kuningan, alangkah baiknya dialokasikan untuk kegiatan yang tidak mengundang poya-poya atau hiburan berlebihan.
“Lebih baik, menurut kami, fokus terhadap solusi untuk memecahkan PR Kuningan yang masih banyak,” tegasnya.
‎
‎Sebagai solusi dalam mengantisipasi kekhawatiran yang terjadi pada perayaan malam tahun baru, Iqbal menyarankan, Pemkab Kuningan sebaiknya menggelar kegiatan yang mendukung visi agamis atau visi lain yang terangkum dalam akronim Melesat.
‎”Ya menurut kami, solusinya lebih baik menggelar acara-acara yang sifatnya pemberdayaan, pembangunan karakter, dan akhlak mulia, terutama untuk anak muda. Akhir tahun harus dijadikan ajang refleksi dan evaluasi diri, supaya tahun berikutnya bisa lebih baik,” tuturnya. (Icu)