KUNINGAN – Menjelang Idul Adha 1446 H, Pemerintah Kabupaten Kuningan melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian menggelar Gerakan Pangan Murah “Padaringan” sebagai upaya menjaga stabilitas harga bahan pokok. Kegiatan yang berlangsung serentak di 10 desa ini dipantau langsung oleh Wakil Bupati Kuningan, Tuti Andriani, S.H., M.Kn., di Desa Wano, Kecamatan Japara, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi tahunan Jawa Barat per Desember 2024 mencapai 1,64%. Untuk mencegah kenaikan harga pangan jelang Idul Adha, Pemkab Kuningan berkolaborasi dengan Badan Pangan Nasional, Perum Bulog, petani, dan pelaku usaha lokal menyediakan bahan pokok dengan harga terjangkau, seperti Beras premium: Rp10.500/kg (di bawah harga pasar Rp12.000/kg) lalu Daging sapi: Rp95.000/kg (normal Rp110.000/kg) dan Cabai merah: Rp25.000/kg (pasar Rp35.000/kg)
“Padaringan bukan sekadar program temporer, tapi bagian dari sistem ketahanan pangan berbasis gotong royong,” tegas Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kuningan, Dr. Wahyu Hidayah, M.Si.
Sementara itu, Dalam sambutannya, Wakil Bupati Tuti Andriani menekankan filosofi program Padaringan ini.
“Negara hadir bukan hanya sebagai regulator, tapi pelindung. Ketika harga cabai naik, itu bukan sekadar angka, itu tentang ibu-ibu yang harus memilih antara membeli lauk atau membayar biaya sekolah anak,” ujar Amih Tuti sapaan akrab Wabup Kuningan.
Amih Tuti juga mengapresiasi peran koperasi petani dan distributor lokal yang bersedia menyalurkan stok dengan margin keuntungan minimal.
“Ini bukti nyata sinergi triple helix: pemerintah, swasta, dan Masyarakat,” kata Amih Tuti
Salah satu penerima manfaat, Siti Aminah (42) warga Desa Wano, mengaku terbantu dengan program ini.
“Biasanya belanja daging untuk Idul Adha harus menabung lama. Sekarang bisa dapat harga lebih murah, bahkan bisa beli ekstra untuk dibagikan ke tetangga,” ujarnya.
Ditambahkan Camat Japara, Iman Firmansyah, S.STP, bahwa untuk memastikan distribusi merata, Pemkab Kuningan menerapkan mekanisme Sistem kuota berdasarkan data keluarga kurang mampu, lalu Tim pengawas gabungan dari Inspektorat dan komunitas lokal. Dan Pelaporan real-time via aplikasi SiPadar (Sistem Pemantauan Padaringan).
“Kami pastikan bantuan tepat sasaran. Setiap kecamatan sudah memiliki command center pemantauan stok,” kata Mantan Ajudan Wakil Bupati Kuningan era Momon Rochmana. (red)
