KUNINGAN – Peringatan Hari Batik Nasional 2025 dimanfaatkan Penjabat Bupati Kuningan Raden Iip Hidajat untuk menggulirkan rencana ambisius: membangun Museum Batik Kuningan. Ia menyebut, museum itu akan menjadi pusat dokumentasi, edukasi, hingga promosi batik lokal ke level nasional dan internasional.
“Ini bukan soal siapa yang memulai, tapi bagaimana kita menjaga warisan budaya ini tetap hidup,” kata Iip saat ditemui di Kuningan, Rabu (2/10).
Museum ini akan menampilkan sejarah Batik Kamuning sejak ditetapkan sebagai ikon Kuningan pada 2004. Iip juga menekankan pentingnya menghargai kontribusi bupati-bupati sebelumnya, termasuk almarhum Aang Hamid Suganda dan Acep Purnama.
Rencana itu mencuat usai Kuningan mendapat kehormatan terlibat dalam acara batik internasional di Paris, Prancis. Meski yang tampil adalah perajin asing, batik yang mereka gunakan berasal dari Kuningan.
“Ada kebanggaan luar biasa, batiknya dari kita,” ucap Iip.
Museum Batik Kuningan akan memuat proses pembuatan batik dari awal, mulai dari desain, pencantingan, pencapan, hingga pencetakan digital. Termasuk juga ditampilkan hak kekayaan intelektual (HAKI) milik para pembatik lokal.
“Desain-desain batik yang sudah dihakikan juga akan ditempel. Ini penting untuk edukasi,” tegasnya.
Iip mengaku banyak terinspirasi dari museum-museum profesional di luar negeri, salah satunya museum fashion show di Paris.
“Mereka bukan hanya menata koleksi, tapi mengajarkan sejarah dan makna di baliknya. Kita juga bisa seperti itu,” ujar dia.
Ia berharap Museum Batik Kuningan bisa menjadi landmark budaya baru yang memperkuat identitas lokal dan menjadi tujuan wisata edukatif. (ali)
