CIREBON – Hari Jumat selalu menjadi momen istimewa bagi umat Islam. Suasana religius begitu terasa di setiap sudut kota, termasuk di Masjid Raya At-Taqwa Cirebon, yang tak hanya berfungsi sebagai pusat ibadah, tapi juga menjadi ikon sejarah dan kebanggaan masyarakat.
Masjid yang berdiri sejak tahun 1918 ini awalnya dikenal dengan nama Tajug Agung. Seiring waktu, bangunannya direnovasi dan diberi nama baru oleh R.M. Arhatha, Kepala Koordinator Urusan Agama Cirebon kala itu.
Nama At-Taqwa dipilih agar berbeda dengan Masjid Agung Sang Cipta Rasa di Kasepuhan. Renovasi besar selesai pada 1951, hingga akhirnya diresmikan pada tahun 1963 sebagai Masjid Raya At-Taqwa.
Masjid At-Taqwa memiliki gaya arsitektur tropis dengan sentuhan Islami. Gerbang emas selebar 3 meter dengan kaligrafi syahadat menjadi daya tarik utama.
Seluruh lantai dan dinding dilapisi granit, sementara jendela besar dibiarkan terbuka tanpa kaca, memberi sirkulasi udara yang segar.
Di halaman masjid, 21 pohon kurma tumbuh rindang, berpadu dengan rumput hijau Nusantara dan dua kolam air mancur yang mempercantik suasana. Di malam hari, cahaya lampu taman membuat masjid ini tampak semakin anggun.
Salah satu daya tarik utama Masjid Raya At-Taqwa adalah menara setinggi 65 meter. Dari puncaknya, jamaah bisa menyaksikan panorama Kota Cirebon dari ketinggian. Setiap lantai menara juga menghadirkan nuansa edukatif melalui foto-foto “Cirebon Tempo Doeloe”.
Kini, Masjid Raya At-Taqwa bukan hanya menjadi tempat salat Jumat, melainkan juga pusat dakwah, pendidikan Islam, serta destinasi wisata religi. Jamaah dan wisatawan yang datang tidak hanya mendapatkan ketenangan hati, tetapi juga pengalaman spiritual dan budaya yang mendalam.
Hari Jumat ini, ketika azan berkumandang dari menara megah At-Taqwa, Kota Cirebon kembali diin nogatkan bahwa masjid bukan sekadar bangunan, melainkan simbol persatuan, iman, dan kebanggaan warganya.(Beng).
Sumber : https://attaqwacirebon.com
