KUNINGAN – Pembatalan hasil open bidding (seleksi terbuka) untuk jabatan Sekretaris Daerah yang sebelumnya sudah melahirkan tiga nama oleh Bupati Kuningan mendapat tanggapan mahasiswa.
Diketahui sebelumnya, setelah membatalkan proses tersebut, kini Bupati Kuningan berencana melaksanakan open bidding ulang yakni memulai tahapan yang sama mulai dari awal. Keputusan yang diambil itu sudah mendapat izin dari Menteri Dalam Negeri RI, Tito Karnavian.
Adalah Muhammad Dicky Marwan Fadillah, salah satu masyarakat Kuningan yang sedang berkuliah di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta. Dia turut menanggapi dinamika daerahnya dan mengaku kecewa karena dinamika itu tak kunjung selesai atau berlarut-larut. Menurutnya, akibat terlalu larut terhadap persoalan itu Pemkab Kuningan justru tidak fokus pada persoalan Kuningan yang sangat fundamental.
“Apalagi biaya yang dikeluarkan tidak sedikit sampai ratusan juta bahkan hampir setengah miliar. Saya rasa ini tidak rasional, apalagi ditengah efisiensi yang dilakukan oleh pemerintah pusat,” ujarnya, Minggu, (17/8).
Ia menilai, open bidding hanya membuang banyak waktu dan anggaran tidak begitu sedikit. Ia juga menekankan pemerintah daerah untuk kembali fokus terhadap program yang berpihak kepada kepentingan masyarakat.
“Banyak program yang jauh lebih bermanfaat dan berdampak, tidak hanya sekadar membahas open bidding saja, buang-buang waktu saja,” tuturnya.
Ia berharap pemerintah daerah dapat segera menyelesaikan open bidding Sekda dengan sesegera mungkin dan lebih fokus terhadap persoalan Kuningan.
“Masyarakat tidak mau bahwa pajak yang selama ini mereka berikan tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal, perbaikan infrastruktur, polemik gagal bayar, lapangan pekerjaan itu PR besar untuk pemda,” ujarnya.
Dicky juga mengkhawatirkan, penanganan satu persoalan yang berlarut-larut akan menjadi pertanda suatu ketidaklayakan dan ketidakpercayan terhadap pemimpin Kuningan periode sekarang. (Icu)

1 comment
Menyala mas dicky