Usai menyusuri Gunung Tilu, rombongan melanjutkan ekspedisi dengan menunaikan salat Jumat di Desa Jabranti, lalu mengunjungi Goa Indrakila di Desa Karangkancana.
“Kami melihat potensi luar biasa untuk mengembangkan wisata di wilayah timur Kuningan. Tapi saya tegaskan, pembangunan tidak boleh merusak habitat alami. Tadi saya masuk goa, banyak kelelawar. Itu artinya kawasan ini masih alami dan harus dijaga,” tegas Iip.
Menggali Warisan, Membangun Kuningan Timur
Ekspedisi ini juga menjadi simbol keseriusan Pemkab Kuningan dalam menggarap cagar budaya sebagai sumber pendapatan asli daerah (PAD), terutama di kawasan timur yang selama ini kurang tersentuh pembangunan pariwisata.
“Kami ingin menjadikan kawasan ini sebagai pusat wisata sejarah dan alam, tanpa merusak ekosistem. Dengan dukungan semua pihak, Kuningan Timur punya masa depan cerah,” kata Iip.
Dengan pendekatan berbasis budaya, sejarah, dan pelestarian lingkungan, Pemerintah Kabupaten Kuningan mencoba menyatukan patok batas, jejak leluhur, dan geliat ekonomi baru di Gunung Tilu. (ali)
