Sementara pihak Diskominfo mengatakan sedang berkoordinasi, si pelaku justru sudah bertransformasi jadi Bupati versi lebih aktif dan kreatif, mulai dari sopan santun minta uang, hingga kini jadi Wedding Organizer palsu.
Pihak Dinas Kominfo Kabupaten Kuningan memang sudah mengeluarkan imbauan bukan satu, tapi berkali-kali. Namun, peretas tampaknya tidak terlalu peduli, karena sore ini masih terus aktif menyapa orang, bahkan mungkin sudah mulai menyusun daftar tamu kondangan digital berikutnya.
Kejadian ini mestinya jadi tamparan digital: bagaimana bisa nomor sekelas kepala daerah diretas, tapi butuh waktu berhari-hari untuk dibereskan? Bukan sekadar soal gengsi, tapi soal risiko yang nyata, karena hacker yang satu ini tampaknya lebih sabar dari birokrasi.
Menanggapi situasi tersebut, Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Kuningan segera mengeluarkan pengumuman melalui website resmi kuningankab.go.id. Dalam pernyataannya, Diskominfo meminta masyarakat agar tidak membuka, mengunduh, atau membalas pesan undangan yang mencurigakan tersebut.
Masalahnya, hacker tampaknya tidak membaca imbauan itu. Dia masih asyik beraktivitas seperti ASN teladan, kerja dari pagi sampai malam, menyapa kontak satu per satu, menyebar undangan virus dengan kecepatan tinggi.
Warga pun mulai gelisah: kalau WhatsApp Bupati saja bisa diambil alih selama hampir seminggu tanpa solusi, bagaimana dengan akun biasa milik rakyat kecil?
“Bukan soal teknis lagi, ini soal niat. Kalau pelaku bisa nyaman segini lamanya di HP pejabat, ya mungkin karena enggak ada yang benar-benar usir, emang bawahan Bupati ga ada yang bisa beresin ini,” sindir warga lainnya.(Beng)