KUNINGAN — Suasana rindang Hutan Desa Sayana, Kecamatan Jalaksana, menjadi saksi kepedulian lingkungan saat digelarnya Puncak Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) Tingkat Kabupaten Kuningan 2022, Sabtu (5/3).
Mengusung tema “Kelola Sampah, Kurangi Emisi, dan Bangun Proklim (Program Kampung Iklim)”, kegiatan ini diwarnai aksi nyata berupa penyerahan tempat sampah, komposter, bibit pohon, hingga piagam penghargaan kepada pihak-pihak yang aktif dalam pengelolaan lingkungan hidup.
Bupati Kuningan H. Acep Purnama memimpin langsung rangkaian kegiatan. Dalam sambutannya, Acep menegaskan pentingnya kesadaran kolektif dalam mengelola sampah, tak hanya demi kebersihan lingkungan, tetapi juga sebagai bentuk tanggung jawab terhadap mitigasi perubahan iklim dan pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK).
“Sampah bukan sekadar urusan estetika, tapi persoalan serius karena menjadi penyumbang emisi GRK yang merusak atmosfer dan berdampak langsung pada kehidupan kita,” kata Acep.
Ia mengapresiasi semangat sejumlah sekolah dan desa yang telah menjadi pionir dalam gerakan 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Secara simbolis, Acep menyerahkan:
- Tempat sampah program Sedekah ASN kepada perwakilan SKPD,
- Tong sampah Adiwiyata kepada SDN Cijoho dan SMAN Subang,
- Komposter kepada SDN 1 Cigadung, SMPN Jalaksana, dan SMAN 1 Ciawigebang.
Tak hanya itu, SMAN 1 Ciawigebang juga diganjar piagam sebagai Juara 1 Kampanye Pilah Sampah 3R. Sementara Desa Tugumulya menerima penghargaan sebagai Desa Inovatif.
Puncak acara ditandai dengan penanaman pohon Kalpataru, dilakukan langsung oleh Bupati Acep bersama Sekda H. Dian Rachmat Yanuar serta sejumlah pejabat lainnya. Simbolisasi tersebut menegaskan komitmen bersama membangun lingkungan hidup yang lebih berkelanjutan.
Acep menjelaskan, gerakan nasional pengendalian perubahan iklim lewat Proklim (Program Kampung Iklim) menjadi langkah strategis dalam membumikan isu global ke tingkat lokal. Pemerintah menargetkan terbentuknya 20.000 titik Proklim di Indonesia pada 2024.
“Kita bisa mulai dari hal sederhana. Pengelolaan sampah rumah tangga, pemanfaatan komposter, hingga gaya hidup minim sampah. Semua itu adalah bagian dari ekonomi sirkular yang memberi manfaat luas,” ujar Acep.
Edukasi dan Kolaborasi Lintas Sektor
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Wawan Setiawan menyebutkan bahwa peringatan HPSN tahun ini tidak hanya sebatas seremoni. Rangkaian kegiatan telah digelar sejak 21 Februari lalu, termasuk:
- Bimtek pengelolaan sampah melibatkan desa, bumdes, PKK, dan sekolah,
- Uji emisi kendaraan dinas bekerjasama dengan Dinas Perhubungan,
- Gerakan Jumat Bersih (Jumsih) serentak di perkantoran dan sekolah,
- Kampanye pengurangan emisi dan edukasi pengelolaan limbah secara berkelanjutan.
“Tujuan utama HPSN ini adalah menumbuhkan kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga bumi dari ancaman sampah dan emisi,” ujar Wawan.
Pemerintah Kabupaten Kuningan berkomitmen menjadikan pengelolaan sampah sebagai bagian dari gaya hidup masyarakat, bukan sekadar proyek kebersihan. Lewat pendekatan kolaboratif, mulai dari pemerintah, masyarakat, dunia pendidikan, hingga media, HPSN di Kuningan menjadi panggung inspirasi bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah-langkah kecil.
