- Almarhum Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja dari Jawa Barat. Diangkat sebagai Pahlawan dalam Bidang Perjuangan Hukum dan Politik. Jasa paling menonjol dari Mochtar Kusumaatmadja adalah gagasannya tentang konsep negara kepulauan, yang kemudian digunakan oleh Djuanda Kartawidjaya dalam Deklarasi Djuanda tahun 1953, menjadi fondasi kedaulatan maritim Indonesia.
- Almarhum Zainal Abidin Syah dari Maluku Utara. Pahlawan dalam Bidang Perjuangan Politik dan Diplomasi. Perannya vital dalam mempertahankan kedaulatan wilayah Indonesia Timur, khususnya Papua Barat, agar tetap menjadi bagian integral dari NKRI.
IV. Ulama dan Pendidik Visioner
Tiga ulama dan pendidik yang mendirikan basis pendidikan Islam yang kuat dianugerahkan gelar Pahlawan:
- Almarhumah Hajjah Rahmah El Yunusiyyah dari Sumatera Barat. Dikenal sebagai ulama, pendidik, dan pejuang kemerdekaan. Dedikasinya menonjol dalam memelopori pendidikan perempuan Islam di Indonesia dan Asia Tenggara.
- Almarhum Syaikhona Muhammad Kholil dari Jawa Timur. Pahlawan dalam Bidang Perjuangan Pendidikan Islam. Pemikirannya mengenai penguatan pendidikan Islam berbasis pesantren, serta gagasan “Hubbul Wathan Minal Iman” (cinta tanah air sebagai bagian dari iman), menjadi fondasi ideologis perlawanan terhadap kolonialisme.
V. Tokoh Militer, Senjata, dan Pembangunan Daerah
- Almarhum Jenderal TNI (Purn) Sarwo Edhie Wibowo dari Jawa Tengah. Diangkat sebagai Pahlawan dalam Bidang Perjuangan Bersenjata. Jasa militernya menonjol sejak masa Perang Kemerdekaan (1945-1949), memimpin pasukan dalam berbagai pertempuran penting.
- Almarhum Sultan Muhammad Salahuddin dari Nusa Tenggara Barat. Pahlawan dalam Bidang Perjuangan Pendidikan dan Diplomasi. Jasa kedaerahannya meliputi pembangunan Istana Bima, sekolah-sekolah agama dan umum, Bandara Sultan Muhammad Salahuddin, hingga kitab Nurul Mubin, menunjukkan dedikasi pada pembangunan infrastruktur dan peradaban.
- Almarhum Tuan Rondahaim Saragih dari Sumatera Utara. Dikenal sebagai “Napoleon dari Batak” dan Pahlawan dalam Bidang Perjuangan Bersenjata. Ia memimpin Pasukan Raya di Simalungun melawan kolonialisme Belanda.
Dalam suasana yang penuh haru dan kebanggaan, para ahli waris hadir mewakili para tokoh untuk menerima gelar dan tanda penghormatan. Presiden Prabowo menyerahkan langsung piagam dan tanda kehormatan negara sebagai wujud penghargaan atas jasa-jasa besar yang telah diberikan oleh para pahlawan bagi bangsa dan negara.
Upacara penganugerahan diakhiri dengan pemberian ucapan selamat dari Presiden Prabowo Subianto, diikuti oleh Wakil Presiden Gibran Rakabuming, para pimpinan lembaga tinggi negara, para menteri Kabinet Merah Putih, ketua umum partai politik, dan perwakilan Legiun Veteran Republik Indonesia. Penganugerahan ini menegaskan komitmen pemerintah untuk menjaga ingatan kolektif bangsa dan meneladani semangat perjuangan para pahlawan dalam mengisi kemerdekaan. (red)
Sumber : https://setkab.go.id/
