“Untuk menambah semangat, siswa juga diberi permainan tanya jawab dengan simulasi sederhana mengenai bagaimana cara menolak ajakan untuk membully teman dan bagaimana menolong teman yang menjadi korban,” tuturnya.
Antusiasme siswa terlihat dari keaktifan mereka dalam menjawab pertanyaan dan berbagi pengalaman. Banyak siswa mengaku pernah melihat bahkan mengalami tindakan bullying, sehingga sosialisasi ini menjadi wadah yang tepat untuk berbicara terbuka mengenai masalah tersebut.
Acara itu disambut baik oleh guru di kedua sekolah tersebut. Menurutnya, kegiatan itu dapat memperkuat pendidikan karakter bagi siswa. Mereka berharap, kegiatan serupa bisa terus dilaksanakan untuk menekan kasus perundungan di lingkungan sekolah.
“Ini kenang-kenangan kami seama KKN, mudah-mudahan kedepan tercipta budaya sekolah yang ramah anak, penuh rasa empati, dan menjunjung tinggi nilai kebersamaan,” ungkasnya. (San)
