Sebagai upaya melestarikan tradisi, pada kesempatan itu juga dilakukan pembimbingan kapada kalangan muda yang belum bisa membuat ketupat. Secara bertahap dilatih dan akhirnya bisa membuat ketupat yang pas untuk kebutuhan pribadi.
“Kami mewarisi kegiatan ini dari leluhur kami, dan saat ini sebagian anak-anak muda juga ikut terlibat belajar bersama. Mudah-mudahan terus berlanjut karena melalui kebiasan ini kami perkuat silaturahmi,” tuturnya.
Karena hanya diperuntukkan bagi warga dusun tersebut, ketupat yang dibuatnya tidak terlalu banyak. Hanya sekitar 150 rangka ketupat yang dikumpulkan dan langsung dibagikan kepada warga. Masing-masing keluarga mendapat bagian hasil gotong royong tersebut untuk selanjutnya dimasak dan dijadikan hidangan khas lebaran yang melengkapi masakan daging qurban.
“Besok kan ada yang qurban. Ketupat ini kami siapkan untuk hidangan lebaran. Cocok dimakan dengan sate daging quran bersama keluarga dan tetangga,” pungkasnya. (Icu)