Asep menyebut, meski baru berjalan dua tahun di Kuningan, antusiasme masyarakat terhadap panahan tradisional semakin besar. Banyak atlet muda bermunculan dari berbagai kalangan, tidak hanya dari pesantren atau komunitas adat.
“Ini adalah momentum penting untuk menemukan dan membina bibit atlet panahan dari usia dini hingga dewasa,” ujarnya.
Panahan Jadi Kebanggaan Kuningan
Dalam arahannya, Pj. Bupati Kuningan Raden Iip Hidajat menyebut panahan tradisional sebagai olahraga yang memiliki nilai budaya, nilai spiritual, dan nilai ketahanan fisik. Ia menilai olahraga ini cocok dengan karakter masyarakat Kuningan yang dikenal menjunjung nilai-nilai tradisi.
“Saya mengapresiasi langkah KORMI dan FESPATI. Ini harus menjadi gerakan bersama untuk menjadikan panahan sebagai bagian dari identitas daerah,” ujar Iip.
Ia juga menyinggung pentingnya regenerasi atlet dan menanamkan semangat olahraga tradisional sejak usia dini, termasuk melalui program-program di sekolah maupun pesantren.
Festival ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting di Kabupaten Kuningan, antara lain:
- Dandim 0615 Kuningan, Letkol Arh. Kiki Aji Wiryawan
- Perwakilan Polres Kuningan
- Ketua TP PKK Kabupaten Kuningan, Susi Widyawati
- Pj. Sekretaris Daerah Kabupaten Kuningan, Asep Taufik Rohman
- Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Toni Kusumanto
- Ketua PHBN Kuningan, H. Mochamad Nurdijanto
Seluruh pihak sepakat bahwa Festival Panahan Tradisional ini bukan sekadar ajang kompetisi, tapi juga sarana pelestarian budaya dan penguatan identitas lokal. Dengan dukungan lintas sektor, panahan tradisional diharapkan menjadi ikon olahraga dan kebanggaan baru bagi masyarakat Kuningan. (ali)