KUNINGAN – Para santri Kabupaten Kuningan kembali menorehkan prestasi membanggakan di ajang Musabaqoh Qiroatil Kutub (MQK) Tingkat Provinsi Jawa Barat. Tahun ini, Ponpes Al-Kautsar sumbang medali terbanyak.
Tujuh santri dari berbagai pondok pesantren berhasil meraih gelar juara, dan tiga di antaranya akan melangkah mewakili Jawa Barat pada MQK tingkat nasional yang dijadwalkan berlangsung di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan.
Penghargaan diserahkan langsung oleh Bupati Kuningan, Dr. Dian Rachmat Yanuar seusai Apel pagi di halaman Kantor Setda, Kompleks Kuningan Islamic Centre, Senin (11/8).
“Atas nama pemerintah daerah, saya mengucapkan selamat dan terima kasih atas prestasi luar biasa ini. Keberhasilan ini menjadi kebanggaan tidak hanya bagi Kuningan, tetapi juga untuk Jawa Barat. Semoga mampu menginspirasi dan memotivasi untuk berprestasi di tingkat nasional,” ujarnya.
Adapun raihan juara yang berhasil didapat yaitu juara 1 Nahwu Wustho Putra yang diraih oleh Anas Abdillah dari Ponpes Al Kautsar, juara 1 Akhlak Ulya Putra diraih oleh M. Khotib Maulana dari Ponpes Al Kautsar, dan juara 1 Akhlak Ulya Putri diraih oleh Ai Amaliah dari Ponpes Al Kautsar.
Kemudian juara 2 Akhlak Ulya Putra diraih oleh M. Dekha Ainuridh daei Ponpes Al Madani, juara 2 Fiqih Wustho Putri diraih oleh Resti Widiarti dari Ponpes Al Ikhlas, juara 3 Fiqih Wustho Putra diraih oleh Nova Dwiansyah dari Ponpes Al Madani, dan juara 3 Fiqih Ulya Putri diraih oleh Nada Mujtabarobbuh dari Ponpes Al Kautsar.
Bupati juga mengungkapkan rencana berkunjung ke pondok pesantren yang telah melahirkan para juara sebagai bentuk apresiasi.
“Prestasi ini merupakan hasil dari kerja keras, kedisiplinan, dan pembinaan yang berkelanjutan,” tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Bupati mengingatkan seluruh jajaran perangkat daerah agar meningkatkan kedisiplinan, menjaga kebersihan kantor, serta menyiapkan rangkaian kegiatan menyambut HUT ke-80 RI dan Hari Jadi Kuningan ke-527.
Ia mendorong OPD dan kecamatan untuk mengadakan perlombaan yang mempererat persatuan masyarakat. Menurutnya, meski keterbatasan anggaran daerah menjadi tantangan, semangat pengabdian tidak boleh surut.
“Keberhasilan bukan ditentukan oleh besar kecilnya anggaran, melainkan oleh besar kecilnya semangat kita untuk mengabdi,” tegasnya. (Icu)
