“Kita dorong guru-guru yang masih S-1 agar melanjutkan ke jenjang S-2. Ini bagian dari visi kami menciptakan tenaga pendidik berkualitas tinggi,” kata Mamat Robby.
Yayasan juga membuka peluang mendirikan perguruan tinggi berbasis vokasi sebagai perluasan jejaring pendidikan. Kolaborasi ini diharapkan menciptakan lulusan SMK yang tidak hanya siap kerja, tapi juga adaptif terhadap kebutuhan industri global.
IHT menjadi agenda rutin SMK Auto Matsuda dalam upaya pengembangan profesional berkelanjutan. Melalui pelatihan ini, para guru didorong untuk mengikuti perkembangan tren pendidikan dan teknologi terkini.
Dengan dukungan penuh dari Yayasan Raihan Matsuda, SMK ini menargetkan lulusan yang mampu bersaing di pasar tenaga kerja domestik maupun internasional. “Pendidikan vokasi harus punya standar tinggi. IHT adalah salah satu jalannya,” tutup Mamat Robby. (ali)
