KUNINGAN – Setelah sekian lama dikeluhkan, akhirnya jalan Pinara yang rusak parah kini mulai diperbaiki. Proses perbaikan tersebut dilakukan melalui perubahan anggaran dana desa dan dukungan swadaya masyarakat.
Jalan tersebut disebut sebagai jalan kabupaten yang kewenangan perbaikannya ada di pemerintah Kabupaten Kuningan. Namun, warga sudah tidak sabar menunggu kabar baik dari pemerintah kabupaten Kuningan yang tidak kunjung tiba.
”Kami berinisiatif untuk memperbaiki jalan ini, karena banyak sekali korban yang jatuh ketika melintas di jalan ini,” ujar, Andres Ardiansyah selaku warga setempat, Kamis, (25/9).
Semangat gotong royong yang ditunjukkan masyarakat Desa Pinara menjadi bukti bahwa pembangunan akan lebih cepat terwujud jika ada sinergi antara pemerintah desa dengan warga.
Sementera itu, Kepala Desa Pinara, Warno, menyampaikan terima kasih kepada seluruh masyarakat yang ikut terlibat dalam proses perbaikan. Menurutnya, apa yang dilakukan warga merupakan bentuk kepedulian sekaligus rasa tanggung jawab terhadap lingkungan sekitar.
“Pemerintah desa tentu tidak bisa bekerja sendiri. Partisipasi masyarakat menjadi kekuatan utama dalam mewujudkan pembangunan yang nyata. Mudah-mudahan gotong royong ini menjadi awal dari perhatian yang lebih besar dari pemerintah kabupaten maupun provinsi,” ungkapnya.
Pihaknya juga berharap, langkah awal perbaikan dengan perubahan dana desa dan swadaya masyarakat itu bisa menjadi pemicu perhatian dari Pemerintah Kabupaten Kuningan. Sebab, menurutnya, jalan tersebut merupakan akses vital yang menghubungkan aktivitas perekonomian, pendidikan, dan kesehatan masyarakat setempat.
“Kalau hanya mengandalkan dana desa, dan itu pun dana yang seharusnya dipakai untuk perbaikan jalan gang, tentu hasilnya terbatas. Dari pemerintah daerah hanya mengecek saja, bahan sepertinya sudah sering, tapi belum ada perubahan sampai sekarang. Maka kami mohon pemerintah kabupaten bahkan provinsi bisa turun tangan memperbaiki jalan ini secara menyeluruh,” harapnya.
Perjuangan masyarakat Desa Pinara dalam memperbaiki jalan yang rusak parah itu menjadi cermin kuatnya budaya gotong royong sekaligus kritik konstruktif terhadap lambannya respons pemerintah daerah. (Icu)
