Cikalpedia
Kuningan

Terplih sebagai Presma Unisa; Sayfullah: Kemerdekaan bukan Gagah-gagahan Mengibarkan Bendera

Muhamad Sayffulloh Rohman

KUNINGAN – Presiden Mahasiswa Universitas Islam Al-Ihya Kuningan terpilih, Muhamad Sayffulloh Rohman memberikan refleksi kritis terkait makna kemerdekaan. Menurutnya, kemerdekaan tidak boleh berhenti pada perayaan seremonial upacara, lomba, dan simbol-simbol heroik.

Menurutnya, substansi kemerdekaan seharusnya tercermin dalam kehidupan nyata, berupa keadilan sosial, kesejahteraan rakyat, dan pemerintahan yang bersih. Jangan sebaliknya, realitas hari ini justru menampilkan keberpihakan kebijakan kepada para elit, dan ruang demokrasi kerap dibungkam ketika kritik disampaikan.

“Delapan puluh tahun merdeka, rakyat masih berhadapan dengan kemiskinan, ketimpangan sosial, dan korupsi yang merajalela. Apakah ini yang disebut merdeka?” ungkap Sayffulloh, Minggu (17/8).

Ia juga menekankan bahwa kemerdekaan merupakan amanah, bukan pesta seremonial. Jika perayaan hanya sebatas rutinitas tahunan tanpa koreksi terhadap kondisi nyata bangsa, maka hal itu justru mengkhianati semangat para pendahulu yang rela berkorban demi kemerdekaan Indonesia.

Karena itu, lanjutnya, Ia mengajak supaya mahasiswa tidak apatis melihat kondisi hari ini. Menurutnya, jika mahasiswa diam, hal itu menjadi petanda bahwa mahasiswa menyerah. Padahal amanat konstitusi jelas yaitu negara harus melindungi segenap bangsa dan memajukan kesejahteraan umum.

“Tugas mahasiswa adalah mengingatkan, mengawal, bahkan menggugat kebijakan yang tidak berpihak pada rakyat,” tegasnya.

Sayfful juga menegaskan, pelanjut kemerdekaan bukan tentang siapa yang paling gagah mengibarkan bendera, tetapi siapa yang konsisten menjaga makna kemerdekaan dalam kehidupan nyata. “Mari isi kemerdekaan dengan karya nyata, keberanian bersuara, dan komitmen mewujudkan cita-cita para pendiri bangsa yakni keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” pungkasnya. (Icu)

Baca Juga :  Kemerdekaan Bukan Hadiah, GMNI Kuningan Ingatkan Tanggung Jawab Generasi Bangsa

Related posts

Warganet Kritisi Job Fair, Bupati: Enggak Jelas Gimana?

Ceng Pandi

Ketimpangan, Pengangguran, dan Dilema Kurikulum Merdeka

Ceng Pandi

Srikandi Pemuda Pancasila Kuningan Lawan Pelecehan Seksual: “Kami Tak Akan Diam”

Cikal

Leave a Comment