KUNINGAN – Kabar lonjakan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kuningan yang menembus angka dua digit di paruh pertama tahun 2025 mendapat sambutan hangat sekaligus apresiasi tinggi dari Presidum Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Kabupaten Kuningan. Di tengah keraguan yang sempat disuarakan oleh kalangan legislatif, KAHMI tampil memberikan dukungan, menyebut capaian tersebut bukan sekedar prestasi statistik, melainkan hasil nyata dari tata kelola pemerintahan yang efektif dan keberpihakan pada kepentingan rakyat.
Koordinator Presidium KAHMI Kuningan, Nanan Abdul Manan, menegaskan bahwa laju pertumbuhan ekonomi ini mencerminkan adanya kerja sistematis di bawah kepemimpinan Bupati Dian Rachmat Yanuar dan Wakil Bupati Tuti Andriani.
“Kami di KAHMI melihat bahwa keberhasilan ini bukan datang tiba-tiba. Ada kerja sistematis dan arah kebijakan yang jelas dari pemerintah daerah. Bupati dan Wakil Bupati berhasil membangun ekosistem ekonomi yang sehat, memperkuat fondasi konsumsi masyarakat, sekaligus mendorong investasi lokal,” kata Nanan, didampingi anggota KAHMI Kuningan Diding Wahyudin dan Dani Nuryadin, Selasa (4/11/2025).
Menurut Nanan, Kuningan mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 10,09 persen pada Triwulan II tahun 2025 (c-to-c), melanjutkan tren kuat setelah Triwulan I mencatat 9,76 persen. Angka ini, katanya, menandakan konsistensi arah pembangunan daerah.
“Bukan sekadar angka dua digit, tapi konsistensi. Ini menunjukkan bahwa ekonomi Kuningan kini tidak lagi bergantung pada sektor tertentu saja, melainkan tumbuh secara lebih merata di banyak sektor,” ujarnya.
Nanan Abdul Manan menambahkan, KAHMI mencermati bahwa dalam waktu singkat, Bupati Dian berhasil menggerakkan mesin ekonomi daerah melalui program-program riil yang langsung menyentuh sektor riil. Program tersebut mencakup perbaikan infrastruktur jalan desa, subsidi pupuk dan benih gratis, hingga pemberdayaan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
“Itu semua menjadi katalisator ekonomi lokal. Daya beli masyarakat naik, perputaran uang di pasar meningkat, dan pelaku usaha mulai kembali percaya,” tambahnya.
Bagi KAHMI, capaian luar biasa ini harus menjadi momentum bagi seluruh elemen daerah, termasuk dunia usaha dan akademisi, untuk ikut menjaga kesinambungan pertumbuhan. “Tugas berikutnya adalah bagaimana pertumbuhan tinggi ini benar-benar dirasakan oleh masyarakat kecil. Kami mendorong agar kebijakan daerah semakin diarahkan pada pemerataan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan kesejahteraan petani serta pelaku UMKM,” tegas Nanan.
KAHMI juga menilai bahwa prestasi Kuningan yang disebut Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian sebagai daerah dengan pertumbuhan ekonomi terbaik di Pulau Jawa merupakan bukti bahwa daerah kecil pun bisa menjadi model pembangunan.
“Ini menepis pandangan bahwa kabupaten seperti Kuningan hanya menjadi penonton dalam dinamika ekonomi regional. Justru Kuningan sekarang menjadi lokomotif baru bagi wilayah Ciayumajakuning,” ucap Diding Wahyudin menambahkan, menyoroti pengakuan tingkat nasional.
Data analisis pertumbuhan ekonomi dari sisi pengeluaran yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kuningan menguatkan pandangan KAHMI. Laju pertumbuhan ekonomi Kuningan menembus angka dua digit, mencapai 10,09 persen pada Triwulan II (c-to-c). Secara tahunan (year-on-year), ekonomi Kuningan bahkan tumbuh 10,42 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024.
Dari analisis komponen pengeluaran, Konsumsi Akhir Rumah Tangga (RT) terbukti menjadi motor utama. Kontribusi konsumsi RT mencapai 6,64 persen pada Triwulan I dan 5,72 persen pada Triwulan II (c-to-c). Pada sisi laju pertumbuhan tahunan (Y-on-Y), konsumsi rumah tangga menunjukkan geliat kuat, tumbuh 8,73 persen pada Triwulan I dan 6,22 persen pada Triwulan II. Capaian ini menjadi cerminan positif bahwa daya beli masyarakat Kuningan tetap terjaga dengan baik.
Sinyal positif juga datang dari komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB), yang merupakan indikator aktivitas investasi. PMTB melonjak tajam dari 8,15 persen pada Triwulan I menjadi 10,90 persen pada Triwulan II (Y-on-Y). KAHMI menilai, tren ini menandakan meningkatnya kepercayaan pelaku usaha dan investor terhadap prospek ekonomi daerah.
“Investor tidak akan datang jika tidak melihat stabilitas dan prospek jangka panjang. Artinya, tata kelola ekonomi Kuningan sudah berjalan di jalur yang benar,” ujar Dani Nuryadin. Proyek pembangunan infrastruktur publik serta geliat industri kecil dan UMKM menjadi penerima manfaat utama dari dorongan investasi ini.
Berbanding terbalik dengan konsumsi dan investasi, Konsumsi Akhir Pemerintah tercatat masih mengalami kontraksi, menurun -7,64 persen (Y-on-Y) pada Triwulan II. Kontraksi ini diduga kuat akibat terbatasnya realisasi belanja modal pada awal tahun anggaran. Namun, kategori “Lainnya” (mencakup ekspor netto) mencatat kinerja luar biasa positif, tumbuh 39,11 persen (Y-on-Y) pada Triwulan II, menandakan perbaikan signifikan pada sisi perdagangan luar daerah.
Secara keseluruhan, perekonomian Kuningan pada paruh pertama tahun 2025 berada dalam fase ekspansi yang kuat dan berkelanjutan. Kombinasi daya beli masyarakat yang terjaga, investasi yang meningkat, serta perbaikan ekspor dan produksi menjadi faktor utama penggerak pertumbuhan dua digit tersebut.
Meski memberikan apresiasi, KAHMI mengingatkan agar keberhasilan ini tidak membuat pemerintah daerah terlena. “Pertumbuhan ekonomi harus dijaga kualitasnya. Tantangan berikutnya adalah memastikan pemerataan dan keberlanjutan. Jangan sampai hanya kelompok tertentu yang menikmati hasilnya,” kata Nanan. (ali)
