Cikalpedia
Nasional

Merawat dan Menyalakan Kembali Ruh Pancasila

Suci Isma Fauziyah, Mahasiswi UNISA Kuningan

Indonesia adalah negara yang dibangun di atas keberagaman. Dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas hingga Pulau Rote, bangsa ini dihuni oleh berbagai suku, agama, bahasa, dan budaya. Dalam keragaman itu, Pancasila hadir sebagai perekat yang mempersatukan semua elemen bangsa.

Pancasila bukan hanya dasar negara, tetapi juga identitas dan panduan hidup berbangsa dan bernegara. Namun, dalam dinamika zaman yang semakin kompleks, ruh Pancasila seolah mulai kehilangan gema di hati sebagian masyarakat, terutama generasi muda. Padahal, justru di tangan generasi muda-lah masa depan Pancasila dipertaruhkan.

Pancasila dirumuskan dengan penuh perjuangan oleh para pendiri bangsa sebagai jawaban atas tantangan membangun negara yang majemuk. Kelima sila yang terkandung di dalamnya bukan sekadar semboyan, melainkan refleksi dari nilai-nilai luhur yang telah hidup dalam budaya Nusantara jauh sebelum Indonesia merdeka.

Namun kini, di tengah arus globalisasi, modernisasi, dan digitalisasi, nilai-nilai Pancasila sering kali terlupakan atau hanya menjadi formalitas dalam upacara. Bahkan, para pemuda di zaman sekarang hanya menjadikan Pancasila sebatas hafalan formal di sekolah saja, bukan sebagai atau bahkan sampai pendidik, sering kali tidak terlihat, itulah yang membuat anak muda kehilangan panutan untuk mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Beberapa hal juga menjadi pengaruh terhadap lunturnya nilai-nilai Pancasila, seperti materi Pancasila yang diajarkan di sekolah kurang kontekstual, sosial media dan budaya global yang menampilkan trand-trand digital yang mempengaruhi gaya hidup anak muda dan juga cara berpikirnya, serta kurangnya nilai-nilai Pancasila yang ditanamkan dalam lingkungan keluarga.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh BPIP bekerja sama dengan Lembaga Survei Nasional (LSN) tahun 2020, menyatakan bahwa sekitar 32,1% responden dari usia muda tidak bisa menyebutkan lima sila Pancasila dengan benar, Menurut Yudi Latif (2011) Pancasila kehilangan ruang hidupnya bukan karena tidak relevan, tetapi karena kurang dikontekstualisasikan dengan realitas kehidupan sehari-hari.

Generasi muda bukan hanya penerus bangsa, tetapi juga agen perubahan yang memiliki potensi besar untuk merawat dan menyalakan kembali ruh Pancasila. Di tangan merekalah arah bangsa akan ditentukan. Dengan kreativitas, semangat, dan pemahaman yang baik, generasi muda bisa menjadi kekuatan moral yang menjaga nilai-nilai kebangsaan tetap hidup dan relevan.

Merawat persatuan bangsa bisa dimulai dari hal-hal kecil, seperti menghargai perbedaan di lingkungan sekitar, menghindari ujaran kebencian, serta aktif dalam kegiatan sosial lintas budaya dan agama. Generasi muda juga harus kritis terhadap informasi yang beredar, serta bijak dalam bermedia sosial.

Related posts

Teater Sado Gelar FGD Bahas Pengembangan Seni Dan Pemanfaatan Ruang Publik

Cikal

Pawang ODGJ dari Kuningan Raih PNS Terinspiratif se-Jabar

Cikal

Dandim Kuningan Peringatkan Prajurit: Jaga Kepercayaan Rakyat!

Cikal

1 comment

Ceng Pandi 26/05/2025 at 12:59

tulisan kereen yang harus dikawal dan disebarkan

Reply

Leave a Comment