Penelitian oleh Kartika & Wulandari (2023) menunjukkan bahwa siswa yang mengikuti pembelajaran berbasis Pancasila secara konsisten cenderung memiliki empati sosial yang tinggi, mampu bekerja sama, dan menunjukkan sikap toleransi dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menunjukkan bahwa internalisasi nilai-nilai Pancasila tidak terbatas pada aspek kognitif di dalam kelas, melainkan telah diwujudkan dalam sikap dan perilaku peserta didik secara nyata.
Kendati demikian, berbagai tantangan tetap hadir, seperti dinamika sosial yang cepat berubah, kuatnya pengaruh budaya di seluruh dunia, serta kurangnya literasi tingkat lanjut yang bijak, yang berpotensi menggerus nilai-nilai luhur tersebut jika tidak diantisipasi dengan tepat. Oleh karena itu, sinergi antara guru, orang tua, dan masyarakat sangat penting untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang kondusif serta mampu menanamkan nilai-nilai tersebut sercara konsisten. Sebagaimana ditegaskan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (2022), pendidikan karakter bukan hanya tugas sekolah, tetapi tanggung jawab bersama.
Melalui pendidikan karakter berbasis Pancasila, sekolah tidak hanya mencetak lulusan berprestasi, tetapi juga pribadi-pribadi yang siap menjadi pemimpin masa depan yang berintegritas. Inilah saatnya kita semua bergerak bersama, menanam nilai, dan menumbuhkan karakter demi Indonesia yang lebih bermartabat dan berkeadaban.
Penulis: Siska Rahmalia; Mahasiswa Universitas Islam Al-Ihya Kuningan
1 comment
tulisannya menginspirasi dan menambah gagasan