Di jalur lain, ada Laksono Dwi Putranto. Dengan lintasan karier yang unik dari Sekretaris Bappenda, Kepala DLH, Plh Dishub, hingga kembali ke Bappenda, Laksono menunjukkan fleksibilitas tinggi. Program “SAPUKU” dan gebrakan Bank Sampah Induk Boboka menjadi bukti kepemimpinan inovatifnya.
Tak ketinggalan, Wawan Setiawan. Sosok yang kini menjabat Asda II ini dikenal publik lewat terobosannya di DLH. Dari program Kawasan Bebas Sampah hingga forum Ngawangkong Bank Sampah, ia berhasil menjadikan isu lingkungan sebagai gerakan bersama warga. Kini, dengan peran lebih luas di bidang perekonomian, Wawan dinilai punya kapasitas koordinasi yang dibutuhkan seorang Sekda.
Tujuh nama itu mewakili corak birokrasi Kuningan, ada yang matang di fiskal, kuat di perencanaan, berpengalaman di lapangan, hingga sosok muda yang enerjik. Publik menunggu siapa yang akan dipilih Bupati untuk mengisi kursi Pj Sekda Kuningan.
Apakah pilihan jatuh pada teknokrat seperti Usep atau Purwadi, pejabat fiskal seperti Deden dan Laksono, sosok tegas seperti Guruh, ataukah birokrat muda seperti Toni dan Wawan? atau ada sosok “Putra Mahkota” tersembunyi?.Yang jelas, figur Sekda mendatang akan menjadi kunci menjaga ritme pemerintahan Kuningan tetap stabil di tengah dinamika politik dan pembangunan daerah. (ali)