Cikalpedia
Opini

Pancasila; Filter Nilai di Era Kecerdasan Buatan

Noni Rodiani, Mahasiswi UNISA Kuningan

Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang pesat dalam beberapa waktu terakhir memberikan kontribusi secara signifikan dalam berbagai sektor seperti ekonomi, kesehatan, industri, pendidikan dan pemerintahan.

Di satu sisi, AI menawarkan dampak kemudahan, produktivitas tinggi dan efesiensi. Namun di sisi lain, perkembangan AI ini berpotensi menimbulkan kekhawatiran etis, masih terdapat kesenjangan pengetahuan yang signifikan terkait dengan penerapan etika dalam pengembangan kecerdasan bautan (AI) di Indonesia.

Hal ini dapat terlihat dari regulasi dan prakteknya yang di mana belum sepenuhnya mempertimbangkan nilai-nilai etis secara spesifik dalam konteks lokal seperti nilai yang terkandung di dalam Pancasila.

Pancasila sebagai ideologi negara bertanggung jawab dalam menghadapi tantangan yang muncul sebab kecerdasan buatan (AI) ini, di mana perlu menjawab bagaimana menerapkan nilai-nilai Pancasila seperti kemanusiaan, persatuan dan keadilan ke dalam pengembangan teknologi terutama dalam perkembangan kecerdasan buatan (AI) yang semakin kompleks.

Pancasila sebagai dasar negara serta pandangan hidup bangsa memiliki peran penting sebagai filter nilai untuk memastikan bahwa perkembangan kecerdasan buatan (AI) tetap sejalan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan sosial. Bukan hanya tanggung jawab negara namun mulai dari diri sendiri, bijak dalam penggunaan kecerdasan buatan (AI).

Indonesia yang memiliki variasi keberagaman. Pancasila menjadi filter nilai dalam menyelaraskan antara teknologi AI dan keberagaman budaya dan bahasa, dengan pengembangan chatbot AI yang dapat berinteraksi dengan berbagai bahasa daerah di Indonesia.

Seharusnya beretika dan membangun kesadaran diri akan nila-nilai Pancasila secara digital menjadi sangat penting di zaman di mana interaksi daring semakin merajalela. Bagaimana masyarakat bisa berinteraksi dengan etika di dunia maya, dan bagaimana prinsip-prinsip Pancasila dapat memandu perilaku online yang positif?

Baca Juga :  Pompanisasi Kodam Siliwangi Bantu Petani Cirukem, Hasil Panen Diharapkan Meningkat

Setiap prinsip dalam Pancasila mengandung moral dan etika yang dapat dijadikan patokan untuk mengevaluasi, menyaring, dan mengarahkan penerapan teknologi, termasuk kecerdasan buatan. Sila pertama, Ketuhanan yang Maha Esa. Perkembangan AI harus dilaksanakan dengan semangat kesadaran akan tanggung jawab moral dan spiritual. Teknologi tidak boleh diubah menjadi objek pemujaan baru yang menyingkirkan nilai-nilai ketuhanan.

Kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. AI harus dirancang dengan mengedepankan nilai kemanusiaan. Penggunaan data pribadi, contohnya, tidak boleh dilakukan tanpa persetujuan yang tegas dan tanpa perlindungan hak individu.

Ketiga, Persatuan Indonesia. Teknologi AI dapat memperkuat atau justru merusak persatuan bangsa. Melalui Algoritma yang menyebarkan konten provokatif atau disinformasi politik dapat menciptakan konflik sosial digital. Oleh karena itu, AI harus diarahkan untuk memperkuat dan mempererat semangat kebangsaan, bukan meretakkan.

Keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan. Pengambilan keputusan dalam penerapan AI tidak boleh hanya dilakukan oleh kalangan elit teknologis  saja harus ada ruang bagi Masyarakat sehingga kebijakan yang berakaitan menjunjung tinggi kepentingan publik.

Kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. AI berpotensi memperlebar jurang sosial antara mereka yang memiliki akses teknologi dan yang tidak. Pancasila harus mendorong agar teknologi menjadi alat pemerataan. Oleh karena itu, negara Indonesia harus menjamin distribusi akses teknologi dan pendidikan digital secara merata, agar semua lapisan masyarakat dapat memanfaatkan perkembangan AI.

Di tengah arus globalisasi teknologi, Pancasila bukan hanya simbol ideologis, tetapi juga pedoman dalam menghadapi kecerdasan buatan. Sebagai filter nilai, Pancasila mampu memberikan arah yang seimbang antara kemajuan teknologi dan kemanusiaan.

Tantangan yang akan datang bukan hanya tentang seberapa canggih teknologi, namun juga seberapa bijak kita menggunakan teknologi untuk membangun peradaban yang adil, manusiawi, dan bermartabat. []

Baca Juga :  Kakak Wakil Bupati Kuningan, Siap Turun Gunung di KONI

Ditulis oleh Noni Rodiani, Mahasiswi Universitas Islam Al-Ihya Kuningan

Related posts

Pra-TMMD Hari ke-11, Pengupasan Jalan Sindangjawa Baru 69 Persen

Alvaro

Pasangan Suami Istri Asal Kuningan Maju Bersama di Pileg 2024 Lewat PPP

Cikal

1.333 Siswa Keracunan, Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Siapkan Evaluasi Besar-besaran Program MBG

Cikal

10 comments

Ceng Pandi 26/05/2025 at 12:57

semangat, tulisannya sangat menginspirasi

Reply
bintang 26/05/2025 at 13:14

semoga selalu terwujud nilai-nilai pancasila di era globalisasi ini

Reply
Nurfaizah Oktaviani 26/05/2025 at 13:17

KERENN SEKALI

Reply
Nurfaizah Oktaviani 26/05/2025 at 13:21

keren teh non, semangatttt!!

Reply
hilmi 26/05/2025 at 14:27

semoga ilmunya bermanfaatt yaaa!!!

Reply
Kaiysa 27/05/2025 at 10:51

masya Allah sangat bermanfaat

Reply
fikta m 28/05/2025 at 13:05

masyaAllah kerenn tehh, bermanfaat sekalii

Reply
Cip 28/05/2025 at 13:06

masyaallah kerennn

Reply
Ai Uluwiyah 28/05/2025 at 14:15

Kerennn, good job yaa teh noni Semoga di era modern pancasila tetap terjaga nilai nilai nya

Reply
Bayu Aji 28/05/2025 at 16:08

Kerennn, mantap, good job yaa teh noni Semoga di era modern pancasila tetap terjaga nilai nilai nya.

Reply

Leave a Comment