Cikalpedia
Opini

Pancasila: Konsepsi Abadi Bernegara Indonesia Raya

Sebelum menjadi jiwa bangsa, benih Pancasila telah disemai Bung Karno dalam lingkup pergerakan di Surabaya, Bandung, Ende, dan Bengkulu. Penerimaan positif di tingkat akar rumput menguatkan keyakinannya untuk menawarkan konsepsi ini kepada negara. Pancasila tak hanya menjadi pandangan hidup (weltanschauung) dan norma dasar fundamental bangsa, melainkan juga diperkenalkan ke kancah global. Dalam Sidang Umum PBB (30 September 1960), melalui pidato “To Build The World A New”, Bung Karno menyatakan Pancasila sebagai Hogere Optrekking—elevasi luhur yang melampaui Manifesto Komunis maupun Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat.

Refleksi Kekinian: Konsepsi vs. Pragmatisme

Memaknai kelahiran Pancasila adalah pengingat akan vitalnya visi dan konsepsi dalam bernegara. Sayangnya, praktik politik kontemporer acapkali terjebak dalam pragmatisme sempit dan demokrasi transaksional (50% + 1), mengabaikan kepentingan rakyat sebagai primus inter pares. Mohammad Hatta, Wakil Presiden pertama, telah mengingatkan: Kesetiaan pada Pancasila diukur melalui implementasi nyata Pasal 27(2), 31, 33, dan 34 UUD 1945—jaminan keadilan sosial, pendidikan, ekonomi kerakyatan, dan kesejahteraan.

Pemimpin sejati adalah negarawan yang mengedepankan konsepsi ideologis di atas kepentingan sesaat. Tanpa konsepsi, kepemimpinan kehilangan arah, membuka ruang bagi rekayasa demokrasi dan hukum. Indonesia memerlukan pemimpin yang, sebagaimana Soekarno, memegang teguh ideologi sebagai kompas menuju cita-cita nasional.

Penutup: Menghidupkan Kembali Jiwa Pendiri

Di hari lahir Pancasila ini, marilah kita jadikan momentum untuk merenungkan kembali warisan terbesar Sang Proklamator. Pemikiran Soekarno bukan sekadar dokumen usang, melainkan obor yang terus menyinari jalan Indonesia Raya. Sebagai generasi penerus, kewajiban kitalah untuk memastikan konsepsi agung ini tetap hidup dalam setiap denyut nadi kebijakan dan praktik berbangsa.

“Segala sesuatu harus dipimpin oleh ide, diilhami ide, dan diwujudkan oleh ide.”
— Ir. Soekarno

Kuningan, 1 Juni 2025
Uha Juhana
Ketua GMNI Kuningan (2003-2006)

Related posts

HUT Bhayangkara ke-78, Polres Kuningan Dapat Apresiasi dari Bupati

Cikal

Sumur Tujuh Cikajayaan, Warisan Wali yang Bikin Adem Jiwa!

Cikal

Ksatria Kamdan Kawal 1.927 TPS, Siap Lawan Politik Uang di Pilkada Kuningan

Cikal

Leave a Comment