Cikalpedia
Opini

Relevansi Pendidikan Islam Imam Al-Ghazali di Era Modern

Tsamrotul Fuady

Salah satu tokoh Islam yang dijuluki sebagai Hujjatul Islam, sekaligus tokoh yang memberikan dampak pengaruh sangat besar dalam dunia pendidikan Islam adalah al-Ghazali. Menurut al-Ghazali, tujuan utama pendidikan adalah membentuk karakter manusia yang berakhlak mulia dan mencapai kebagiaan yang sejati baik di dunia maupun akhirat.

Al-Ghazali menjelaskan bahwa ilmu bukan sekedar alat untuk mencari nafkah atau jabatan, melainkan harus dijadikan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Mengutip dalam karnyanya Ihya Ulumiddin “ilmu tanpa amal adalah kegilaan, dan amal tanpa ilmu adalah kesesatan”.

Hakikat manusia menjadi latar bekalang al-Ghazali dalam memberikan suatu konsep tentang pendidikan Islam. Manusia memiliki akal, hati, dan ruh yang dimana ketiga unsur ini harus diiringi secara seimbang. Tujuan pendidikan Islam menurutnya adalah sebagai penyempurnaan diri, penjernihan hati, dan pengembangan akal untuk mengenal kebenaran. Karena itu pendidikan tidak hanya menyentuh aspek intelektual, melainkan aspek moral dan spiritual harus diikutsertakan.

Era saat ini, pendidikan sering terjebak pada orientasi materialistik yang dimana tolak ukur keberhasilan pendidikan diukur dengan prestasi akademik, jabatan, atau bahkan penghasilan. Alhasil, pendidikan melahirkan generasi yang cerdas secara intelektual tapi miskin moral dan akhlak.

Pandangan Al-Ghazali ini menjadi sebuah koreksi dalam menghadapi krisis moral global saat ini. Beliau menegaskan bahwa ilmu yang sejati adalah yang menuntun manusia mengenal dan mentaati Allah, bukan malah menjauhkan-Nya.
Dalam kitab Ayyuhal Walad, “hai anakku, janganlah engkau menuntut ilmu hanya untuk berdebat atau mencari kedudukan, karena itu akan menjerumuskan ke dalam kebinasaan.”

Oleh karena itu, aspek niat dan keikhlasan dalam menuntut ilmu sangat amat penting. Banyak di luar sana yang hanya mencari ilmu demi popularitas, ijazah, atau bahkan status sosial. Oleh karena itu, al-Ghazali menekankan kembali bahwa tujuan sejati pendidikan adalah mencari ridha Allah dan memberi manfaat untuk sesama.

Baca Juga :  Mahasiswa UNISA Gelar Penyuluhan Gizi di Tirtawangunan

Guru juga menduduki posisi yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Menurut al-Ghazali, guru yang ideal adalah guru yang menjadi teladan moral, pembimbing spiritual, sekaligus mentransfer ilmu kepada murid. Kasih sayang guru kepada murid harus seperti seorang ayah kepada anaknya.

Namun pada kenyataan di era digital saat ini, posisi guru disingkirkan bahkan digantikan dengan teknologi. Jelas hal ini bertentangan dengan al-Ghazali karena sejatinya pendidikan itu butuh proses sentuhan manusiawi, keteladanan, empati, dan bimbingan moral dari sang guru.

Dengan demikian, pendidikan Islam ala Imam Al-Ghazali merupakan sistem pendidikan yang menyatukan akal, hati, dan iman. Pemikirannya mengajarkan bahwa ilmu harus melahirkan kebijaksanaan, dan pendidikan harus melahirkan manusia yang berilmu, beriman, serta berakhlak.

Di tengah tantangan moral dan krisis spiritual abad ke-21, gagasan Al-Ghazali menjadi sangat relevan untuk membangun kembali pendidikan yang humanis, beradab, dan berorientasi pada nilai-nilai Ilahiah.*

Ditulis oleh: Tsamrotul Fuady, Mahasiswa UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon

Related posts

Pelangi Ramadhan UNIKU: Anak-anak Quanta Dibuat Ceria dengan Lomba dan Film Islami

Cikal

50% Pedagang Gulung Tikar, PMII dan PKL Ontrog Bupati

Ceng Pandi

Kolaborasi Pentahelix: Bukan Superman, tapi Super Team

Cikal

Leave a Comment