Kejadian ini tidak hanya ditandai petir dan angin kencang. Beberapa warga juga melaporkan adanya hujan es di sejumlah titik. Butiran es sebesar biji kacang jatuh bersamaan dengan hujan deras. “Fenomena ini jarang terjadi di Kuningan. Hanya berlangsung beberapa detik, tapi cukup mengejutkan,” katanya.
BPBD menyebut fenomena itu lazim terjadi pada fase pancaroba, saat transisi dari musim kemarau ke musim penghujan. “Kemarin sejak siang cuaca panas dan gerah, lalu muncul awan putih menumpuk yang berubah jadi awan hitam. Itu tanda awal hujan es. Jadi fenomena ini bisa saja terjadi sewaktu-waktu,” jelas Ibe.
Sejak laporan pertama masuk, BPBD langsung menerjunkan tiga tim. Salah satu tim bergerak ke wilayah Cikadu Wetan, di perbatasan Kuningan menuju arah Cibingbin. Di lokasi itu, sebuah rumah terdampak dan jalan utama tertutup pohon besar. Setelah tuntas menangani Cikadu, tim meluncur ke perkotaan untuk membantu evakuasi di Cirendang, Awirarangan, dan rumah dinas Wakil Bupati.
Penanganan dilakukan bersama unsur Pemadam Kebakaran, Dinas Lingkungan Hidup, aparat TNI-Polri, serta perangkat kecamatan dan kelurahan. Hingga malam hari, evakuasi terus dilakukan untuk memastikan akses jalan kembali normal dan warga bisa kembali beraktivitas.
Berdasarkan laporan sementara, kerugian material akibat cuaca ekstrem ini masih dalam skala ringan hingga sedang. Kategori ringan mencakup kerusakan genting atau dinding rumah yang tertimpa ranting. Kategori sedang berlaku pada rumah-rumah yang instalasinya rusak akibat sambaran petir, atau peralatan elektronik yang hangus terbakar.
“Yang masuk kategori berat sejauh ini belum ada. Hasil final menunggu asesmen teknis tim di lapangan,” kata Ibe.

Menghadapi musim hujan yang akan segera tiba, BPBD mengimbau warga untuk lebih waspada. Pohon-pohon tua di sekitar rumah disarankan segera dipangkas agar tidak membahayakan. Warga juga diingatkan untuk tidak membuang sampah sembarangan agar saluran air tetap lancar dan tidak menimbulkan banjir.
“Kalau ada sarana prasarana yang membahayakan, seperti tiang listrik miring atau pohon lapuk, segera laporkan ke kami atau instansi terkait agar cepat ditindaklanjuti,” ucap Ibe.
Perubahan cuaca yang ekstrem, seperti yang terjadi kemarin, menurutnya sulit diprediksi. Namun kesiapsiagaan warga menjadi kunci meminimalkan risiko. “Kami bersyukur tidak ada korban jiwa. Ini pelajaran penting agar masyarakat selalu waspada, terutama saat musim pancaroba,” ujarnya. (ali)
