Cikalpedia
Cerpen

Aturan yang Mereka Buat Sendiri

Cikalpedia.id – Di sebuah warung kopi kecil, rapat rakyat kembali berlanjut. Kali ini suasananya lebih panas daripada wajan gorengan.

“TPP kami dipotong,” kata ASN, “katanya aturan baru. Jadi harus diterima. Padahal gaji sudah pas-pasan. Peraturan itu kayak hujan deras, selalu jatuhnya ke kepala kami.”

“Betul,” sambung si warga kecil. “Harga-harga naik, daya beli turun. Tapi saya dengar anggota DPRD punya tunjangan rumah Rp22 juta per bulan. Itu sama dengan 44 bulan kontrakan saya. Kalau saya protes, jawabannya pasti: ‘Sudah sesuai aturan.’”

Ia tersenyum miris.
“Masalahnya, siapa yang bikin aturan itu? Ternyata yang duduk manis di kursi empuk sana.”

Anggota DPRD yang ikut nongkrong merasa terpojok. Ia tersenyum kaku, sambil berkata kalimat andalannya:
“Semua tunjangan ini sesuai aturan. Ada SK Bupati, ada dasar hukum. Kami tidak bisa melawan aturan.”

ASN langsung menyambar, “Lho, aturan itu kan dibahas dan direkomendasikan sama dewan juga. Jadi sebenarnya Bapak sedang patuh pada aturan buatan Bapak sendiri. Hebat sekali, bikin aturan lalu jadi alasan untuk mengisi dompet.”

Warga kecil menepuk meja, gelas tehnya hampir tumpah.
“Kalau begitu saya juga mau bikin aturan! Aturannya: setiap bulan anggota DPRD harus traktir satu desa makan gratis. Biar sesuai aturan juga!”

ASN mengeluarkan kalkulator pinjaman dari anaknya.

“Tunjangan komunikasi Rp10,5 juta? Itu bisa isi pulsa 50 ribu sebanyak 210 kali. Sehari telepon rakyat se-kecamatan pun masih ada sisa. Tapi kok jarang ada yang telepon rakyat, ya?”

“Tunjangan transportasi Rp14,7 juta? Itu bisa sewa Avanza sebulan penuh. Tapi kalau dipakai beli tiket angkot Rp5 ribu, bisa keliling Kuningan 2.940 kali. Mungkin angkot malah bisa hidup lagi.”

Baca Juga :  BDG 100 Ultra 2025, bank bjb Tawarkan Slot Lomba Cuma-Cuma Lewat Tabungan

“Tunjangan perumahan Rp22 juta? Kalau cicilan rumah BTN Rp1,5 juta per bulan, berarti bisa nyicilan 14 rumah rakyat kecil tiap bulannya.

ASN kembali nyeletuk “Kalau 50 wakil kita peduli sama kita, dua tunjangan mereka sudah bisa ganti ribuan TPP ASN yang dipotong”

Akhirnya, si DPRD hanya bisa berkata lirih:
“Yah, beginilah… semua sesuai aturan.”

Warga kecil menyalakan rokoknya dengan korek tua.
“Aturanmu, makannya kamu yang kenyang. Aturan kami? Cuma bisa ngatur napas, biar tetap panjang di tengah hidup yang serba mahal.”

ASN menghela napas panjang, lalu menambahkan:
“Mungkin benar, aturan dibuat untuk ditaati. Tapi sayang, aturan di negeri ini selalu dibuat untuk menolong yang sudah kenyang, bukan yang kelaparan.”

Hanya fiksi sembari ngopi, jangan dimasukin hati by Bengpri

Related posts

Polemik LGBT di Kuningan Kian Memanas, Pemda Diminta Bertindak Cepat

Alvaro

DPRD Jabar Reses II di Desa Sukaimut, Aspirasi Disampaikan Langsung ke Istri Almarhum Acep Purnama

Cikal

Wartawan Bodrek: Ketika Profesi Mulia Dirusak Oknum Tak Bertanggung Jawab

Cikal

1 comment

vorbelutr ioperbir 09/10/2025 at 06:27

Youre so cool! I dont suppose Ive learn something like this before. So nice to seek out any individual with some authentic ideas on this subject. realy thank you for starting this up. this web site is one thing that’s wanted on the web, somebody with just a little originality. helpful job for bringing something new to the web!

Reply

Leave a Comment