KUNINGAN – Masyarakat Peduli Kuningan (MPK) menyampaikan apresiasi atas rangkaian kegiatan peringatan Hari Jadi ke-527 Kuningan, yang ditutup dengan konser band Kotak beberapa waktu lalu. Namun, di balik euforia hiburan rakyat tersebut, MPK menilai ada sejumlah hal yang perlu dievaluasi agar kegiatan serupa benar-benar menjadi milik masyarakat, bukan sekedar ajang pencitraan.
Koordinator MPK, Yusup Dandi Asih, mengatakan pihaknya mengapresiasi panitia dan sponsor yang telah menghadirkan hiburan bagi warga. Di tengah kondisi sosial ekonomi yang sedang sulit, kata dia, kehadiran konser musik memang menjadi hiburan yang dinantikan masyarakat. “Kami memahami semangat pemerintah daerah dan sponsor untuk memberi ruang hiburan bagi warga. Namun ada beberapa catatan yang patut menjadi bahan refleksi bersama,” ujarnya, selasa (14/10/2025).
Salah satu yang disoroti MPK adalah tata letak area konser. Mantan Ketua KNPI Kuningan itu menyebut, suasana yang seharusnya menjadi ‘konser rakyat’ justru tampak seperti hajatan pejabat. Area depan panggung dipenuhi sofa dan kursi untuk para pejabat, sementara masyarakat ditempatkan di bagian belakang, terpisah dengan sekat yang cukup jelas. “Alih-alih menjadi panggung kebersamaan antara pemimpin dan rakyat, suasananya justru menunjukkan jarak. Ini ironi di tengah momentum yang seharusnya merayakan persatuan,” kata Yusup.
Selain itu, MPK juga menyoroti penggunaan dana tanggung jawab sosial (CSR) dari pihak sponsor, PT Ajaib yang digawangi Andi Gani Nenawea. Menurut Yusup, dukungan dari pihak swasta patut diapresiasi, namun sebaiknya program CSR tidak berhenti pada kegiatan seremonial semalam saja. “Kami tentu menghargai niat baiknya, tapi alangkah lebih berkelanjutan bila dana CSR sebesar itu dapat dikombinasikan dengan kegiatan sosial lain,” ujarnya.
Yusup mencontohkan, dana CSR tersebut bisa dialihkan untuk membangun rumah tidak layak huni, memberikan beasiswa bagi pelajar berprestasi, menyediakan fasilitas air bersih di daerah kekeringan, atau mengadakan pelatihan kewirausahaan bagi anak muda Kuningan. “Kegiatan semacam itu akan meninggalkan jejak manfaat yang lebih panjang bagi masyarakat,” tambahnya.
MPK menegaskan tidak menolak hiburan publik, namun berharap hiburan yang digelar juga mampu “menghibur kehidupan rakyat,” bukan hanya pandangan para pejabat yang duduk di kursi empuk di depan panggung.
“Ke depan, kami akan terus mengawal agar setiap bentuk CSR dan kegiatan publik di Kuningan benar-benar berpihak pada rakyat. Jangan sampai semangat berbagi justru terjebak dalam kemasan pencitraan,” tegas Yusup menutup pernyataannya. (ali)