KUNINGAN – Gelombang protes datang dari warga Blok Cikawung, Desa Kedungarum, Kecamatan Kuningan, yang menuntut penghentian pengeboran sumur artesis oleh pengembang Perumahan Grand Amelia. Aksi penolakan warga dilandasi kekhawatiran atas semakin menurunnya debit air bersih yang selama ini mereka andalkan, terlebih menjelang kemarau panjang.
Yanto, perwakilan warga Kedungarum, menyebut bahwa sejak menjamurnya pembangunan perumahan di kawasan tersebut, pasokan air bersih bagi masyarakat lokal semakin terbatas.
“Dulu sebelum banyak perumahan berdiri, air berlimpah. Tapi sekarang, kolam-kolam mulai kering, sumur-sumur mengering, dan warga mulai kesulitan,” ujar Yanto kepada wartawan, Rabu (XX/XX).
Menurutnya, pengeboran sumur artesis di Perumahan Grand Amelia yang kini telah mencapai dua titik, malah ditambah lagi dengan pengeboran ketiga, tanpa mempertimbangkan dampak lingkungan dan kebutuhan air masyarakat sekitar.
“Kalau keluar gas atau air berlumpur, siapa yang tanggung jawab? Kami warga terdampak yang paling dirugikan,” tegas Yanto.
Ancam Bawa Protes ke DPRD
Yanto menegaskan, bila pengembang tetap melanjutkan aktivitas pengeboran tanpa evaluasi lingkungan dan persetujuan warga, pihaknya bersama masyarakat akan menggeruduk DPRD Kabupaten Kuningan, khususnya Komisi III yang membidangi infrastruktur dan lingkungan hidup.
“Kami akan datang ke Komisi III, dan bila tak ditanggapi, kami akan tambah massa. Ini bukan hanya soal air, ini soal keberlangsungan hidup warga desa,” katanya.