KUNINGAN – Asosiasi Petani Kopi Indonesia (APEKI) Cabang Kabupaten Kuningan menggelar Musyawarah Cabang di Aula Kantor Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Diskatan) Kuningan, Selasa, 12 Desember 2023. Agenda ini dihadiri oleh Penjabat Bupati Kuningan Raden Iip Hidajat, Kepala Diskatan Kuningan Wahyu Hidayah, perwakilan APEKI Jawa Barat, Ketua APEKI Kuningan Uun Sunar’un, serta sejumlah pengurus Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kuningan.
Kegiatan ini menjadi momentum penting bagi para pelaku usaha kopi di Kuningan untuk memperkuat konsolidasi dan menyusun strategi mendorong potensi kopi lokal agar mampu menembus pasar nasional hingga internasional.
1.772 Hektare Lahan Kopi Robusta di 20 Kecamatan
Kepala Diskatan Kuningan, Wahyu Hidayah, menjelaskan bahwa sektor perkopian di Kabupaten Kuningan menunjukkan perkembangan yang signifikan. Kabupaten ini memiliki dua jenis utama kopi, yakni robusta dan arabika.
“Kopi robusta mendominasi dengan sebaran di 20 kecamatan, mencakup total lahan seluas 1.772 hektare, sedangkan kopi arabika tersebar di sembilan kecamatan,” ujar Wahyu.
Dengan luas dan keragaman wilayah tanam tersebut, Wahyu optimistis bahwa kopi Kuningan memiliki posisi strategis untuk masuk ke pasar lebih luas, baik nasional maupun internasional.
Pemkab Dukung Kopi Lokal Naik Kelas
Dalam sambutannya, Pj. Bupati Kuningan Raden Iip Hidajat menekankan pentingnya memperkuat ekosistem kopi lokal melalui penguatan organisasi petani, dalam hal ini APEKI, sebagai ujung tombak pembinaan dan promosi produk.
“Kopi Kuningan memiliki potensi besar untuk mendunia. Namun, keberhasilan itu harus dimulai dari dalam: petani, pelaku usaha, dan masyarakatnya sendiri harus konsisten mendukung kopi lokal,” kata Iip.
Menurut Iip, Pemkab Kuningan berkomitmen mendukung APEKI dalam membina para petani, memperluas jejaring pemasaran, serta meningkatkan kualitas produk kopi yang dapat bersaing di pasar global.
Dari Lokal untuk Global
Iip juga mengingatkan bahwa untuk mencapai cita-cita “go international”, diperlukan kolaborasi yang kuat antara pemerintah daerah, petani, pelaku industri kopi, hingga masyarakat umum.
“Dukungan kita terhadap produk lokal harus dimulai dari kebiasaan. Jika kita sebagai masyarakat Kuningan tidak mencintai kopi kita sendiri, bagaimana mungkin orang luar akan mengenalnya?” tutur Iip.
Ia pun mengajak semua pihak menjadikan kopi sebagai bagian dari identitas budaya dan ekonomi Kabupaten Kuningan, serta menyusun roadmap pengembangan komoditas unggulan ini ke depannya.
