“Kita harus bijak dalam menyampaikan aspirasi. Jangan sampai kritik menjadi bentuk pelecehan terhadap simbol negara. Merah Putih tetap harus kita junjung tinggi sebagai warga negara Indonesia,” tegasnya.
Lebih jauh, Rokhmat juga mengingatkan pemerintah agar tidak reaktif secara berlebihan dalam menyikapi gerakan semacam ini. Ia menilai bahwa simbol kritik seperti bendera One Piece tidak seharusnya dianggap sebagai ancaman, melainkan sebagai pengingat untuk terus berbenah.
“Saya harap pemerintah jangan terlalu berlebihan menanggapi pengibaran bendera One Piece ini. Ini hanya simbol kritik. Negara seharusnya jangan baper dan kritik adalah bagian dari demokrasi yang sehat. Banyak hal yang lebih penting dan mendesak yang perlu dibenahi di tubuh pemerintahan. Jangan justru sibuk memikirkan hal-hal remeh temeh seperti ini,” katanya.
Menutup pernyataannya, Rokhmat mengajak seluruh elemen mahasiswa dan masyarakat untuk tetap mengedepankan semangat nasionalisme dalam momentum kemerdekaan, serta menyampaikan kritik dengan cara yang santun dan bertanggung jawab.
“Jangan lupa, kemerdekaan ini juga hasil dari perjuangan darah dan air mata. Maka, kritik harus dibingkai dengan etika dan tanggung jawab,” pungkasnya. (Icu)
