KUNINGAN – Bupati Kuningan, Dr. H. Dian Rachmat Yanuar, M.Si., tampak sumringah saat menyaksikan penandatanganan kerja sama antara Koperasi Desa Merah Putih Desa Sagarahiang dan PT Gemilang Exim Nusantara, belum lama ini. Di hadapan petani, perangkat daerah, dan pengurus koperasi, Dian menyebut kolaborasi ini sebagai babak baru pemberdayaan desa yang selama ini terjebak dalam stagnasi.
“Ini bukan cuma seremoni. Ini adalah langkah konkret agar koperasi benar-benar kembali jadi simpul penggerak ekonomi desa,” kata Dian, yang datang bersama Wakil Bupati Hj. Tuti Andriani, S.H., M.Kn.
Langkah itu menyusul pembentukan 376 Koperasi Desa Merah Putih yang digulirkan Pemerintah Kabupaten Kuningan sejak dua tahun terakhir. Namun Dian sadar, koperasi tak bisa hidup hanya dengan SK dan papan nama. Ia butuh pasar, mitra, dan kepercayaan anggota.
Masuklah PT Gemilang Exim Nusantara. Perusahaan yang dikenal punya jaringan distribusi hingga pasar induk Tanah Tinggi Tangerang itu, dinilai punya kekuatan memotong rantai distribusi yang selama ini merugikan petani.
Problem klasik petani di Kuningan bukan hal baru. Harga naik-turun, biaya produksi yang tak sebanding dengan hasil panen, serta akses ke pasar yang seringkali tersumbat. “Kalau ini terwujud dengan baik, suplai dari kita terjaga, harga terjamin, dan kesejahteraan petani ikut meningkat,” ujar Dian optimistis.
Lebih jauh, ia menyebut keberhasilan koperasi ini bukan hanya soal ekonomi. Tapi juga soal mengubah cara pandang terhadap petani. “Kita ingin petani tak lagi dipandang sebagai kelompok ekonomi marjinal. Mereka adalah aktor penting pembangunan desa,” katanya.
Dalam beberapa dekade terakhir, koperasi desa sering kali hanya jadi slogan program pemberdayaan. Banyak yang mati suri. Dian ingin memutus pola itu. Ia ingin koperasi desa di Kuningan tak hanya hidup, tapi juga profesional, modern, dan mampu menekan angka kemiskinan.
“Koperasi desa yang berjalan baik akan menjadi simpul pembangunan desa yang sesungguhnya. Dari sanalah berbagai sektor bisa dihimpun dan dimajukan bersama,” tuturnya.
Kolaborasi dengan eksportir ini, menurutnya, bisa jadi pintu masuk kebangkitan koperasi secara lebih luas. Dan kalau berhasil di Sagarahiang, bukan tak mungkin desa-desa lain menyusul. (ali)
