KUNINGAN – Dewan Pertimbangan Partai Demokrat Kuningan, Yayat Ahadiatna, membantah klaim bahwa 23 pengurus anak cabang (PAC) Partai Demokrat mengalihkan dukungan ke pasangan calon bupati-wakil bupati Dian-Tuti. Ia menyebut informasi itu sebagai bagian dari gerilya politik yang mencoba merongrong soliditas partai.
“Kami sudah lakukan klarifikasi. Faktanya, jumlahnya tidak seperti yang diklaim. Itu hanya manuver dari oknum yang tidak bertanggung jawab,” ujar Yayat saat ditemui di Kuningan, Rabu (11/9).
Yayat yang juga mantan anggota DPRD Kuningan menyebut, kader PAC yang hadir di posko pasangan rival itu tidak memahami sepenuhnya dampak politik dari kehadiran mereka.
“Mereka masih polos, belum paham penuh dampaknya. Kami maklumi itu karena mereka tidak berniat memberontak. Dan mereka sudah menyampaikan permintaan maaf serta menyatakan kembali loyal ke partai,” jelasnya.
Ia juga menyoroti upaya klaim keterlibatan tokoh DPP Demokrat dalam ajakan kepada kader di bawah. Menurut Yayat, klaim tersebut mengada-ada dan bagian dari strategi komunikasi pihak lawan.
“DPP yang disebut-sebut itu tidak dikenal. Klaim sepihak seperti ini jadi gaya politik mereka,” kata Yayat.
Merespons situasi ini, Yayat menyatakan Demokrat telah masuk mode super waspada, termasuk memperkuat koordinasi dengan partai pengusung lainnya guna menjaga stabilitas internal dan kekompakan koalisi.
“Kami segera lakukan konsolidasi penuh dengan mitra koalisi. Tujuannya jelas, untuk menghindari penyusupan dan menjaga soliditas dukungan kepada pasangan Ridho-Kamdan,” ujarnya.
Yayat juga meyakinkan bahwa Demokrat tetap satu komando dan solid mendukung pasangan M. Ridho Suganda – Kamdan dalam Pilkada 2024. Ia meminta rekan-rekan koalisi tidak terpengaruh isu pembelotan.
“Jangan khawatir. Partai Demokrat dan seluruh jajarannya tegak lurus mendukung Ridho-Kamdan hingga titik akhir,” tegas Yayat.
Sebelumnya diberitakan, sejumlah kader Demokrat tingkat kecamatan—yang diklaim mencapai 23 PAC—menyatakan dukungan ke pasangan Dian-Tuti. Salah satu pengurus, Nina Nuzuluriyah, menyebut ketertarikannya lebih kepada sosok Tuti Andriani, yang menurutnya didorong oleh ajakan dari seorang kader DPP Demokrat asal Kuningan.
Namun pernyataan tersebut kini terbantahkan oleh Dewan Pertimbangan Demokrat sendiri, yang memastikan bahwa dukungan partai tidak berubah dan gerakan di bawah bukan representasi resmi organisasi. (ali)
