Dian juga menyampaikan harapannya agar Menteri Maman bisa berkunjung langsung ke Kuningan dalam waktu dekat, sekaligus meninjau langsung potensi UMKM lokal yang terus berkembang.
Langkah Dian bukan hal baru. Sebelumnya, dalam berbagai kesempatan, ia sering menekankan bahwa keterbatasan anggaran bukan alasan untuk stagnasi. Ia mendorong seluruh kepala perangkat daerah agar tidak menunggu, tetapi proaktif membangun komunikasi dengan kementerian dan lembaga pusat.
“Kita tidak bisa hanya berharap dari APBD. Kita harus kejar peluang di pusat. Jemput bola, jangan hanya duduk menunggu,” tegasnya.
Strategi “jemput bantuan” ini dinilai sejalan dengan visi pembangunan kolaboratif yang kerap digaungkan Dian. Menurutnya, pemerintah daerah mesti cerdas membangun jejaring agar tidak tertinggal.
Menariknya, pertemuan ke Kementerian UMKM ini juga melibatkan unsur legislatif dan politik, yakni Ketua Golkar Kuningan dan anggota DPRD. Langkah ini bisa dibaca sebagai sinyal kuat bahwa pembangunan ekonomi Kuningan sedang dirancang melalui orkestrasi lintas jalur—eksekutif, legislatif, dan partai politik.
Apabila janji program dari Kementerian benar-benar terealisasi, maka bukan tak mungkin UMKM Kuningan akan menjadi cerita sukses baru dalam lanskap pembangunan ekonomi Jawa Barat bagian timur. (ali)