“Kelompok kedua menjadi sorotan karena dianggap lebih energik, progresif, dan selaras dengan semangat kerja cepat yang diusung kepala daerah. Beberapa nama yang disebut antara lain U. Kusmana, Budi Alimuddin, Guruh Irawan Zulkarnaen, Dudi Pahrudin, dr. Deki Saepullah, Deden Kurniawan Sopandi, Agus Basuki, Wahyu Hidayah, Susi, Toni Kusmanto, Wawan, dr. Edi Martono, Nurahim, Deniawan, Deni Hamdani, Muthofid, Elon Carlan, dan Purwadi Hasan Darsono,” jelas Mang Ewo.
Namun Mang Ewo bertanya, adakah dari mereka yang secara terbuka menyatakan tidak akan ikut seleksi Sekda definitif?. Dari hasil penelusuran, hanya satu sosok yang dengan tegas menyatakan komitmennya untuk tidak mencalonkan diri sebagai Sekda definitif tahun ini yaitu Dr. Wahyu Hidayah, M.Si.
“Komitmen ini menjadi pembeda penting. Dalam birokrasi yang kerap dihiasi ambisi, sikap Wahyu Hidayah menunjukkan kedewasaan dan integritas tinggi. Ia tidak mengejar jabatan, melainkan pengabdian,” ujar Mang Ewo.
Menurut Mang Ewo, Wahyu bukan nama baru dalam birokrasi Kuningan. Ia memiliki rekam jejak panjang dan lintas sektor, diantaranya Kepala Bidang Ekonomi dan lebih dari satu dekade di Bappeda Kuningan, kemudian Kepala Bagian Humas dan Protokol, lalu Kepala Bagian Administrasi Pembangunan, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kuningan, dan kini menjabat sebagai Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian.
“Kapasitas teknokratik dan kemampuan manajerialnya dinilai mumpuni. Ia piawai membangun sinergi antarorganisasi perangkat daerah dan adaptif terhadap percepatan visi Pembangunan,” kata Mang Ewo.
Penunjukan Dr. Wahyu Hidayah sebagai Penjabat Sekda, bagi Mang Ewo, bisa menjadi jawaban atas keresahan publik. Dalam waktu tiga bulan masa jabatan pun, Penjabat Sekda tetap dituntut memberi legacy. Bukan sekedar “menunggu waktu”, tetapi memanfaatkan momentum untuk membenahi sistem dan membangun fondasi yang sehat bagi Sekda definitif nantinya.
“Kini, keputusan berada di tangan Bupati Kuningan. Akankah memilih sosok yang sekadar senior, atau figur yang benar-benar siap bekerja, netral, dan memberi dampak positif bagi roda pemerintahan. Dalam semangat Kuningan Melesat, publik menanti keberanian, ketegasan, dan kejernihan sikap dari pemegang kewenangan,” ungkap Mang Ewo. (ali)