Video tersebut cepat menyebar di media sosial dan memicu beragam reaksi dari masyarakat, mulai dari kecemasan soal potensi pelanggaran tata ruang hingga spekulasi mengenai kepentingan tertentu di balik pekerjaan tersebut.
Menyikapi hal itu, PT Puspita Group menggelar konferensi pers dan mengklarifikasi kejelasan terkait isu yang berkembang. Jumpa pers itu berlangsung di Cafe Kajene, Kuningan, Senin, (8/12/2025).
Koordinator Lapangan Agro PT Puspita Grup, Nuky Nurcholis, menegaskan bahwa tanah tersebut merupakan aset milik PT Puspita Grup yang sudah lama dibeli dari warga. Bahkan, ia membantah bahwa tanah tersebut ada kaitannya dengan perluasan Arunika.
”Pada tahun 2021, saya dan tim membuka lahan yang sebelumnya merupakan area ladang. Lahan tersebut telah dibeli oleh Pak Rokhmat Ardiyan, namun karena cukup lama tidak dimanfaatkan, akhirnya ditumbuhi gulma berupa pohon kaliandra. Tumbuhan kaliandra bersifat invasif sehingga mudah mendominasi area yang tidak terolah, namun di sisi lain juga memiliki manfaat, salah satunya sebagai pakan ternak,” ujarnya.
Ia juga menjelaskan, sebelum adanya pohon Kaliandra, pihaknya mencoba untuk menanam bibit lengkeng, nangka, dan alpukat. Namun, beriringnya waktu, pohon tersebut kalah saing dengan didominasi oleh tanaman Kaliandra.
”Kami sempat membersihkan tanaman Kaliandra itu secara manual, namun cepat tumbuh kembali ketika hujan turun. Termasuk, adanya alat berat ini untuk membersihkan gulma, supaya cepat dan efektif,” jelasnya.
Setelah klarifikasi dihadapan awak media, ia juga menerangkan bahwa pihaknya akan membuat arboretum di area tersebut sebagai bagian dari upaya pelestarian lingkungan dan penelitian tanaman.
”Kita sering kunjungan ke luar daerah, jadi kami terinspirasi dari situ, kami akan membuat arboretum seperti hutan tematik. Arboretum itu merupakan sebuah kawasan koleksi, konversi tanaman-tanaman, dan itu bisa di jadikan wadah untuk penelitian, dan diharapkan selain dari edukasi, juga ada nilai rekreasi,” ujarnya.
Ia berkomitmen akan terus menjaga alam dan memastikan bahwa setiap pemanfaatan lahan tetap memperhatikan aspek keberlanjutan. Menurutnya, keberadaan arboretum nantinya dapat menjadi ruang hijau baru yang bermanfaat bagi masyarakat, terutama dalam hal edukasi lingkungan.
”Kami ingin menghadirkan kawasan yang tidak hanya produktif, tetapi juga memberi manfaat ekologis. Arboretum ini akan memuat berbagai jenis tanaman, mulai dari pohon buah, tanaman endemik, hingga spesies yang memiliki nilai konservasi tinggi. Harapannya, ini bisa menjadi sarana belajar bagi mahasiswa, pelajar, maupun komunitas pecinta alam,” jelas Nuky.
Dengan adanya penjelasan tersebut, PT Puspita Group berharap polemik yang berkembang dapat terjawab dengan jelas. Pihak perusahaan menegaskan kembali bahwa aktivitas di lapangan murni bertujuan untuk pemanfaatan lahan secara ekologis dan tidak berkaitan dengan isu perluasan kawasan tertentu.
”Insyaallah kami berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga alam dan memastikan bahwa apa yang kami lakukan membawa kebaikan bagi lingkungan maupun masyarakat,” pungkasnya.
Mereka juga siap membuka ruang dialog bagi masyarakat serta berkoordinasi dengan pemerintah daerah agar pengelolaan lahan berjalan transparan, sesuai regulasi, dan memberikan manfaat jangka panjang bagi lingkungan maupun masyarakat Kuningan. (Icu)
Related posts
- Comments
- Facebook comments
