Cikalpedia
”site’s ”site’s ”site’s ”site’s ”site’s ”site’s ”site’s
Pemerintahan

Drama Evakuasi: Rombongan Kuningan-Majalengka Terisolasi 4 Hari di Takengon Akibat Banjir Ekstrem

Dr. Wahyu Hidayah

KUNINGAN – Perjalanan studi banding Indikasi Geografis (IG) Kopi Gayo yang diprakarsai oleh Bank Indonesia (BI) Cirebon mendadak berubah menjadi drama evakuasi menegangkan. Rombongan yang terdiri dari unsur BI, Pemerintah Daerah Kuningan dan Majalengka, serta para petani kopi, terisolasi total selama empat hari tanpa akses listrik, jaringan internet, maupun sinyal seluler di Kota Takengon, Aceh Tengah. Isolasi ini terjadi setelah cuaca ekstrem memicu bencana banjir bandang dan longsor parah pada akhir November 2025.

Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Kuningan, Dr. Wahyu Hidayah, M.Si, yang memimpin rombongan dari Kuningan, menyebut kondisi itu sebagai situasi paling ekstrem selama ia melakukan perjalanan dinas. Namun, ia memastikan bahwa seluruh 26 peserta tetap selamat dan seluruh proses evakuasi yang rumit berjalan tertib sesuai prioritas teknis.

Program studi banding ke sentra IG Kopi Gayo diselenggarakan dengan misi utama memperkuat pemahaman tentang pengelolaan, kelembagaan, dan tata kelola mutu kopi berindikasi geografis. Total peserta berjumlah 26 orang, terdiri dari 10 perwakilan BI Cirebon, 3 dari Pemkab Kuningan, 2 dari Pemkab Majalengka, dan 11 petani kopi perwakilan Jawa Barat.

Rombongan Kuningan dipimpin langsung oleh Dr. Wahyu Hidayah, didampingi Kepala Bappeda Purwadi, Kabag Perekonomian dan SDA Setda Kuningan Tatiek, dan enam petani kopi yang terlibat aktif dalam pengembangan komoditas unggulan daerah.

Para peserta berangkat dari Cirebon pada Senin, November 2025, menuju Jakarta lalu terbang ke Banda Aceh menggunakan Garuda Indonesia. Perjalanan darat yang panjang menuju Takengon ditempuh hingga tengah malam, dan rombongan tiba di ParkSide Hotel pada Selasa, November. Sejak memasuki wilayah Aceh, hujan deras tak henti mengguyur, menjadi pertanda awal bencana alam yang kemudian memutus seluruh akses wilayah beberapa hari kemudian.

Baca Juga :  Limbah Kohe di Cisantana, Solusi dari Senayan

Walau cuaca ekstrem, agenda studi banding tetap dilaksanakan pada Rabu, November 2025. Rombongan Kuningan dan Majalengka mendapat banyak pembelajaran, mulai dari paparan sejarah dan tata kelola IG Kopi Gayo, kunjungan ke Galeri Kopi Gayo untuk mempelajari hilirisasi dan branding, hingga diskusi dengan Pemkab Aceh Tengah terkait pengendalian inflasi berbasis komoditas.

“Kami belajar langsung bagaimana Gayo menjaga kualitas. Ini penting untuk pengembangan kopi Kuningan,” ujar Wahyu Hidayah, selasa (2/12/2025).

Namun, sore harinya, situasi berubah drastis. Banjir meluas, longsor terjadi di banyak titik, dan beberapa jembatan dilaporkan ambruk. Takengon benar-benar terputus total dari wilayah lain.

Sejak Rabu malam, listrik padam total. Yang lebih mengkhawatirkan, jaringan internet dan sinyal seluler hilang sepenuhnya. Hotel hanya mengandalkan genset yang menyala terbatas, membuat komunikasi dengan pihak keluarga, BI Cirebon, dan pemerintah daerah asal sama sekali tidak bisa dilakukan.

Related posts

Lawan Stunting dan Kemiskinan, PKK Kuningan Luncurkan Program “Misting Opa” Lewat Olahan Pangan

Cikal

Tarif Naik, Kuningan Kantongi Rp7,2 Miliar dari Cirebon

Alvaro

Wahana Baru Embun Sangga Langit. Yakin Gak Mau Dimanjakan?

Ceng Pandi

Leave a Comment