KUNINGAN – Pondok Pesantren Al-Marzukiyah Mukarromah atau lebih dikenal Pesantren Al-Marom Cieurih Kecamatan Cidahu gratiskan biaya mesantren. Upaya itu dipilih dalam rangka membuka ruang dan keterjangkauan pendidikan untuk masyarakat.
Kebijakan berani di tengah biaya pondok pesantren modern yang terkesan mahal itu dilakukan sejak Ponpes tersebut berdiri tahun 2013. Meski gratis, layanan yang diberikan tetap maksimal antara lain asrama santri, sarana olahraga, sarana hiburan berupa bioskop dan kebun binatang mini, dan layanan pendidikan formal tingkat SMP dan SMK serta Perguruan Tinggi.
“Konsep pondok kami ini modern secara fasilitas, tapi salafiyah secara tradisi keilmuan. Fokus santri ngaji kitab kuning, tapi mereka juga kami siapkan layanan pendidikan formal SMP dan SMK, kemudian paket B dan C, bahkan bagi yang mau kuliah kami juga sediakan,” tutur Rahmat, salah satu pengurus pondok, Selasa (30/9).
Rahmat menerangkan, pondok pesantren tersebut dipimpin oleh KH. Muhammad Marzuki sejak awal berdirinya. Di atas tanah seluas 3 hektare di Dusun Puhun Desa Cieurih, Ponpes itu dilengkapi berbagai fasilitas lain selain sarana keagamaan seperti pendidikan formal, lapang olahraga, dan ssrana hiburan. Fasilitas itu disiapkan sebagai bentuk layanan atau fasilitas untuk menumbuhkan kreativitas sesuai minat bakat santri.
Menurutnya, para santri dibina supaya ahli ilmu agama dan umum dalam rangka melahirkan generasi alim, soleh-solehah, dan sukses. Kemudian mampu mengamalkan ilmu, berkecukupan dalam kehidupan, dan bisa menjadi orang yang membahagiakan orang tuanya serta berguna bagi nusa bangsa dan agama.
“Alhamdulillah alumni kami banyak yang mengabdi, melanjutkan kuliah di Kuningan, luar Kuningan, bahkan ke luar negeri seperti Yaman,” tuturnya.
Adapun tentang biaya lain yang harus ditanggung santri, Rahmat menerangkan, hanya kebutuhan pokok yang sifatnya pribadi atau individual. Seperti untuk makan sehari-hari, para orang tua santri diberikan pilihan dalam bentuk sumbangan uang atau beras.
“Jadi biaya secara umum kami gratiskan. Tapi untuk makan atau kebutuhan pribadi santri disesuaikan kepada orang tua,” tuturnya.
Selain fasilitas keagamaan, pendidikan formal dan non formal, pihaknya juga menyediakan pengembangan kapasitas santri berupa kuliah dan kursus bahasa Arab dan Inggris. Program kuliah sudah kerjasama dengan Universitas Islam Al-Ihya Kuningan, dan kursus bahasa Arab dan Inggris ke kampung Inggris, Pare, Jawa Timur.
“Setiap tahun kami buka program kursus ke Pare. Kalau ekstrakurikuler yang rutin ada latihan pidato atau latihan dakwah, futsal, bela diri, drumband, pertanian, dan ternak kambing. Insyaallah minat para santri kami optimalkan supaya ahli dalam ilmu agama dan ditunjang ilmu umum,” pungasnya. (Ceng)