Budiman menegaskan, pendekatan semi tertutup dalam rantai pasok ini tidak hanya menjawab tantangan kemiskinan struktural, tetapi juga memperkuat pemberdayaan ekonomi lokal melalui model koperasi. BP Taskin, kata dia, tengah menyusun Rencana Induk Pengentasan Kemiskinan 2025–2029, dengan target ambisius yaitu menurunkan kemiskinan ekstrem menjadi 0 persen, dan kemiskinan relatif ke angka 4,5–5 persen pada 2029.
Melalui skema ini, BP Taskin bersama pemerintah daerah berkomitmen untuk mendorong modernisasi sektor pertanian melalui teknologi dan inovasi, meningkatkan produktivitas dan daya saing petani, lalu membangun rantai pasok terintegrasi berbasis koperasi, kemudian mengembangkan material baru penunjang transisi energi serta menciptakan lapangan kerja berkualitas dan berkelanjutan.
Program aglomerasi ini juga sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama pada isu pengentasan kemiskinan, ketahanan pangan, energi bersih, serta pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi inklusif.
Dengan semangat kolaborasi dan kesepakatan lintas sektor, BP Taskin bersama para kepala daerah optimistis inisiatif ini akan mempercepat transformasi ekonomi berbasis komunitas, sekaligus memperkuat ketahanan sosial masyarakat dari akar rumput. (ali)