Dalam kesempatan itu, Habib Quraisy juga menyinggung sosok mendiang Acep Purnama, mantan Bupati Kuningan, sebagai contoh pemimpin yang bersahabat dengan ulama dan rajin bersilaturahmi sebelum dan sesudah menjabat.
Ia mengingatkan bahwa takdir kepemimpinan sudah ditulis sejak janin berusia empat bulan dalam kandungan. Oleh sebab itu, Pilkada harus dipahami sebagai ikhtiar, bukan ajang saling menjatuhkan.
“Jangan sikut-sikutan, jangan saling membunuh karakter. Berikhtiarlah dengan cara yang baik, karena takdir hanya bisa diubah dengan doa,” pesan Habib, seperti disampaikan Kyai Opa.
Habib Quraisy juga mengajak masyarakat menjadikan Pilkada sebagai ibadah konstitusi, bukan sekadar pencoblosan. Ia meminta agar kontestan menghindari kampanye negatif dan tetap menjaga persatuan.
“Semua orang punya kesalahan, tapi sebaik-baiknya orang adalah yang mau dinasihati,” tutup Kyai Opa.