Tak hanya itu, Ardiyan juga mengajak masyarakat untuk kembali meramaikan pasar tradisional.
“Belanja di pasar itu menyenangkan. Barangnya lengkap, harga terjangkau, dan kita bisa bersilaturahmi. Ini pusat ekonomi yang sesungguhnya. Dengan belanja di pasar, kita membantu para pedagang kecil yang tulus melayani masyarakat,” tuturnya.
Terkait aksinya memborong telur asin, Ardiyan mengaku bukan tanpa alasan. “Saya memang suka telur asin. Rasanya enak, sehat, dan kebetulan warnanya juga cocok dengan baju yang saya pakai hari ini. Jadi sekalian saya bagikan ke warga,” katanya sambil tertawa.
Salah satu pedagang, Ibu Icih, yang dagangannya diborong Ardiyan, mengaku senang dan terharu. “Alhamdulillah, telor saya diborong Pak Ardiyan. Mudah-mudahan tiap hari dagangan saya bisa laris kayak gini,” ucapnya penuh harap.
Setelah kunjungan pasar, Ardiyan mengungkapkan rencananya bertemu petani milenial untuk mengajak anak muda kembali ke sektor pertanian. “Anak muda jangan ragu menjadi petani. Bercocok tanam itu bukan hanya menjanjikan, tapi juga bagian dari kemandirian bangsa,” ujarnya.
Langkah Ardiyan di hari pertama kampanye ini memperlihatkan gaya yang membumi—dekat dengan rakyat, terutama mereka yang berada di garda depan ekonomi kerakyatan.