Anak itu mengangguk pelan, matanya berbinar.
Sang ayah melanjutkan dengan suara lembut,
“Begitu pula hidup. Kadang kita harus mundur selangkah, menahan diri, mengalah, bahkan merelakan sesuatu. Mundur bukan berarti kalah, justru bisa menjadi jalan untuk menang di waktu yang tepat. Sama seperti tarik tambang ini, mundur adalah bagian dari strategi menuju kemenangan.”
Sorak-sorai kembali membahana. Tim yang mundur dengan sabar akhirnya keluar sebagai juara. Anak kecil itu tersenyum lebar, seolah baru saja mendapat pelajaran berharga tentang hidup.
Hari itu, di bawah kibaran merah putih, semua orang belajar bahwa kemerdekaan bukan hanya tentang maju menyerang, tapi juga tentang tahu kapan harus menahan diri, mundur, dan tetap berjuang bersama.
Hanya Fiksi Sambil Ngopi by Bengpri