Isu sirkuit ini berkembang bukan karena fakta lapangan, tetapi karena asumsi yang dibangun tanpa data. Lokasi tersebut bukan kawasan taman nasional dan secara teknis tidak memenuhi syarat sebagai sirkuit. Karena itu, akses jalan yang dibangun juga bukan untuk balapan, melainkan untuk distribusi bibit dan akses pesantren. Itu pun menggunakan paving block agar tetap ramah lingkungan.
Secara historis, pemilik Arunika dan lahan di sekitarnya merupakan pengusaha lokal yang peduli terhadap alam dan umat. Usaha-usahanya dijalankan sesuai peraturan dan mampu menyerap sekitar 3.000 tenaga kerja di bawah naungan Puspita Cipta Group.
Lebih lagi, rekam jejaknya di organisasi keumatan seperti GP Ansor, KAHMI, dan Nahdlatul Ulama (NU), sangat tidak masuk akal jika kemudian dituduh mengabaikan kelestarian lingkungan.
Berdasar fakta lapangan di atas, semua pihak harus menyikapi setiap isu dengan kepala dingin, saring sebelum share, membuka ruang dialog, dan berbicara berdasarkan data, bukan asumsi. Termasuk para pihak yang menyebarkan informasi harus mengedepankan data objektif dan berimbang. []
Penulis: Muhaemin (Cak Imin); Ketua PC GP Ansor Kabupaten Kuningan
