Menurut Prof. Noor, dosen dan tenaga kependidikan harus menjadi penjaga nilai dalam kehidupan kampus, dengan mempraktikkan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan dalam aktivitas kerja dan kehidupan sehari-hari.
TK Labschool hingga Fakultas Kedokteran Gigi
Dalam sesi yang sama, Rektor UMK mengumumkan beberapa agenda besar kampus ke depan. Salah satunya adalah rencana penyaluran hibah penelitian dan pengabdian kepada masyarakat bagi para dosen yang akan segera digulirkan. UMK juga akan membangun TK Labschool representatif dari hibah Kemendikbudristek.
Tak kalah penting, UMK tengah menanti terbitnya SK pembukaan Program Studi Pendidikan Profesi Guru (PPG). Prodi ini akan menjadi lumbung pendidik profesional di kawasan Ciayumajakuning dan sekitarnya.
Namun, ambisi terbesar UMK justru datang dari sektor medis. Wawang mengonfirmasi bahwa kampus yang dipimpinnya tengah menyiapkan pendirian Fakultas Kedokteran, diawali dengan jurusan Kedokteran Gigi yang ditargetkan hadir pada 2027. Prosesnya kini sudah memasuki tahap kerja sama dengan IDI Kabupaten Kuningan.
“Semua rencana ini bukan semata ekspansi. Ini adalah wujud tanggung jawab kami dalam memenuhi kebutuhan pendidikan tinggi berbasis nilai di wilayah timur Jabar,” ujar Wawang.
Budaya Akademik sebagai Pondasi
Ketua BPH UMK, Drs. Rosid Ismail, M.Pd.I., menyatakan bahwa pembinaan seperti ini harus terus dilestarikan sebagai budaya akademik. “Kampus unggul tidak dibangun dalam semalam. Ia tumbuh dari proses yang konsisten dan berbasis nilai,” tegasnya.
Dengan semangat keikhlasan, kekompakan, dan dukungan berbagai pihak, UMK kini memantapkan diri sebagai kampus Islami yang visioner. Bantuan peralatan hoki dari Kemenpora menjadi bukti awal bahwa UMK siap menjawab tantangan zaman lewat jalur yang tak biasa, mengintegrasikan nilai-nilai spiritual, penguatan akademik, dan pembinaan potensi non-akademik. (ali)