Cikalpedia
”site’s ”site’s ”site’s ”site’s ”site’s ”site’s ”site’s
Adv

Kokoy Kurnaeti: Dari Kaki Ciremai ke Istora Senayan, Mendobrak Batas dengan Integritas dan Vokasi Inklusif

Nampak Kokoy Kurnaeti Kepala Sekolah SLB Taruna Mandiri duduk bersama Presiden RI. (Istimewa)

KUNINGAN – Perjalanan inspiratif kembali datang dari Kabupaten Kuningan, memantapkan daerah ini sebagai lumbung talenta pendidikan yang berintegritas. Nama Kokoy Kurnaeti, S.Pd., M.Pd., Kepala SLBN Taruna Mandiri, menyeruak ke panggung nasional setelah mencatatkan prestasi gemilang sebagai Juara 2 Nasional Anugerah GTK Hebat 2025 untuk kategori Kepala SLB Dedikatif.

Ajang bergengsi yang mengusung tema “Guru Hebat, Indonesia Kuat” ini menjadi selebrasi bagi para pendidik terbaik negeri. Namun bagi Kokoy, yang istimewa adalah kesempatan untuk membuktikan bahwa integritas dan inovasi mampu mengalahkan segala keterbatasan, baik fisik maupun institusional. Sebuah capaian yang bukan sekadar mengharumkan nama sekolah, melainkan juga menaikkan marwah pendidikan inklusif di Indonesia.

Dari Laboratorium Lokal Menuju Pilot Project Nasional

Perjalanan Kokoy menuju Anugerah GTK Hebat 2025 tidak dimulai di gemerlap Istora Senayan, tetapi bermula dari ruang-ruang pembelajaran di SLBN Taruna Mandiri, sekolah yang ia pimpin dengan penuh dedikasi. Sekolah di kaki Gunung Ciremai ini telah lama menjadi laboratorium pendidikan vokasional yang efektif.

Seleksi di tingkat Provinsi Jawa Barat bukanlah perkara sederhana. Kokoy bersaing dengan 13 kandidat lain, memaparkan capaian sekolah, inovasi program, hingga evaluasi kepemimpinan. Berkat pendekatannya yang sistematis, konsisten, dan transparan, Kokoy berhasil membawa SLBN Taruna Mandiri menjadi model pendidikan vokasional bagi siswa berkebutuhan khusus. Program unggulan yang ia gagas mulai dari vokasional, kemandirian, hingga intervensi dini, mendorongnya meraih Juara 1 Kepala SLB Dedikatif Jawa Barat. Dari titik itulah ia melaju sebagai satu-satunya wakil Jawa Barat ke tingkat nasional.

Taruna Nagara: Merombak Stigma SLB dengan Kepemimpinan Inklusif

Pada 26 November 2025, Kokoy memasuki babak seleksi nasional di Jakarta. Dalam presentasi dan wawancara mendalam di hadapan juri pusat, ia memaparkan program andalannya yaitu “Penguatan SLB Vokasional melalui Program Taruna Nagara (Ngahiji, Ngabakti, Ngajadi, Raharja)”.

Baca Juga :  Klinik Sajati 45: Solusi Akses Kesehatan Lebih Mudah bagi Warga Kuningan, Satelit Baru RSUD 45

Program Taruna Nagara bukan sebatas slogan, tetapi sistem pendidikan yang merombak cara pandang masyarakat terhadap SLB. Program ini menempatkan SLB bukan hanya sebagai ruang pendidikan, tetapi sebagai ekosistem yang menumbuhkan karakter, keterampilan vokasional, dan identitas diri. Para siswa tidak dibentuk untuk “dikasihani,” melainkan diarahkan untuk menjadi produktif, mandiri, dan percaya diri pasca lulus.

Yang membuat pencapaiannya jauh lebih bermakna adalah fakta bahwa ia merupakan satu-satunya kepala sekolah dengan disabilitas netra yang bersaing dengan puluhan kepala sekolah non-disabilitas dari seluruh Indonesia. Kokoy membuktikan bahwa kompetensi dan kepemimpinan tidak mengenal batas fisik, stigma dibanting oleh profesionalisme. Keteguhannya membangun lingkungan belajar yang inklusif sudah tampak sejak awal ia memimpin sekolah itu, di mana ia tidak segan turun langsung ke kelas dan berdiskusi dengan orang tua.

Related posts

Limbah Sapi Disulap Jadi Solusi: Pabrik Pupuk Organik Beroperasi di Cidahu

Cikal

Dirahmati Menang, Tapi Kuningan Tekor! Ini Strategi Mereka

Cikal

BNNK Kuningan Edukasi Bahaya Narkoba Lewat “Abdi Nagri Nganjang ka Wargi”

Cikal

Leave a Comment