Penghargaan Presiden dan Bukti Nyata Vokasi Berdaya
Puncak Anugerah GTK Hebat 2025 pada 27 November 2025 di Istora Senayan menjadi saksi sejarah. Nama Kokoy Kurnaeti dipanggil sebagai Juara 2 Nasional Kepala SLB Dedikatif. Momen itu disiarkan secara langsung oleh stasiun televisi nasional dan kanal resmi Kemdikdasmen, membuat gemuruh tepuk tangan bergema hingga ke Kabupaten Kuningan.
Malam itu menjadi lebih bersejarah ketika Kokoy berkesempatan duduk berdampingan dengan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto. Di hadapan ribuan pasang mata, Presiden Prabowo menyematkan Lencana Kehormatan Presiden kepada Kokoy, sebuah pengakuan simbolik atas kontribusinya bagi pendidikan inklusif Indonesia.

Momen haru sekaligus bangga tercipta ketika Kokoy menyerahkan Batik Muning Cerme, karya orisinal siswa tunarungu SLBN Taruna Mandiri, kepada Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Abdul Mu’ti. Batik itu bukan hanya cendera mata, tetapi menjadi bukti nyata bahwa pendidikan vokasional di SLB dapat menghasilkan produk bernilai seni tinggi dan kompetitif di pasar.
SLB Taruna Mandiri: Tumbuh Bersama Komunitas Global
Di bawah tangan dingin Kokoy, SLBN Taruna Mandiri tumbuh pesat. Sekolah ini kini menjadi salah satu SLB rujukan dengan berbagai layanan unggulan. Program vokasionalnya mencakup kerajinan, batik, hidroponik, tata boga, hingga teknologi dasar. Kokoy berhasil membangun sekolah yang tidak teralienasi, tetapi terhubung erat dengan komunitas lokal, pemerintah, dan dunia usaha. Ia selalu menekankan bahwa keunggulan SLB tidak diukur dari kemewahan fasilitas, melainkan dari bagaimana sekolah menumbuhkan keberanian, keterampilan, dan kemandirian peserta didik.

Jejaring Taruna Mandiri bahkan telah menembus batas internasional. Sekolah ini menjalin kolaborasi dengan Prof. Masataka Kizuka dari Kyoto Prefectural University of Medicine Jepang, sebuah hubungan akademik yang memperkaya wawasan guru dan siswa. Model vokasional berbasis kemandirian yang diterapkan di Taruna Mandiri juga menarik minat Ukai Saito Sensei, CEO Tasuc Corporation Jepang.
Kepemimpinan Kokoy diakui bukan hanya karena programnya, tetapi juga karena budaya kerjanya yang menuntut kualitas dan adaptabilitas. Ia menggerakkan guru-guru untuk terus belajar, mengikuti pelatihan berkelanjutan, dan membangun kolaborasi lintas sektor. Hasilnya, kualitas layanan SLB meningkat signifikan dan makin adaptif terhadap perkembangan zaman.
Prestasi Kokoy Kurnaeti menjadi pengingat bahwa inovasi dan keteguhan dapat melampaui segala batas. Dari sebuah sekolah negeri di kaki Gunung Ciremai, Kokoy telah mengharumkan nama Kuningan, Jawa Barat, dan menunjukkan bahwa SLB tidak berada di barisan belakang, tapi mereka berdiri sejajar, bahkan menjadi lokomotif perubahan. Kemenangannya adalah deklarasi bahwa pendidik hebat mampu menggerakkan Indonesia lebih kuat, karena keterbatasan hanya menjadi batas ketika kita berhenti bergerak. (ali)
